Rusia, Rabu (9/3), mengumumkan rencana untuk gencatan senjata baru guna memungkinkan warga sipil meninggalkan beberapa bagian Ukraina yang dikepung oleh pasukan Rusia. Pengumuman disampaikan sehari setelah ribuan orang bisa keluar dari satu kota di Ukraina timur laut sementara para pejabat Ukraina menuduh Rusia menembaki rute evakuasi lain di Ukraina selatan.
Rusia mengatakan gencatan senjata pada Rabu (9/3) akan memungkinkan orang-orang meninggalkan Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol. Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan 5.000 orang berhasil meninggalkan Sumy, Selasa.
Kepungan Rusia menyebabkan pasokan listrik, penghangat, pangan, dan air menipis di Mariupol, kota pelabuhan di Ukraina tenggara. Upaya mengungsikan orang dari sana pada Selasa gagal. Menurut Vereshchuk pasukan Rusia menembaki konvoi kargo bantuan kemanusiaan. "Situasi di Mariupol sangat buruk," kata juru bicara Palang Merah Ewan Watson.
Ditanya oleh VOA tentang penembakan Rusia terhadap koridor kemanusiaan, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Rusia "tidak jujur" ketika menyatakan koridor kemanusiaan yang mengarah ke utara, masuk ke Belarus atau Rusia.
Presiden Amerika Joe Biden pada Selasa (8/3) mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya sebagai pembalasan atas invasi ke Ukraina. Menanggapi larangan itu, dalam cuitan pada Selasa (8/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterima kasih kepada Biden karena "menyerang jantung mesin perang Putin." [ka/ab]