Rusia menggunakan hak veto untuk menghentikan resolusi PBB yang memperpanjang mandat kepada para penyidik untuk menyelidiki serangan senjata kimia di Suriah.
Dalam pemungutan suaran di Dewan Keamanan PBB, 11 negara menyetujui memperpanjang misi tersebut untuk satu tahun lagi, sementara Rusia dan Bolivia menentang rencana tersebut. China dan Kazakhstan abstain, menurut laporan VOA.
Tim penyidik yang dikenal dengan Mekanisme Penyelidikan Bersama atau the Joint Investigative Mechanism diharapkan mempublikasikan laporan pada Kamis (26/10) untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas serangan mematikan pada 4 April di Kota Khan Sheikhoun di selatan Idlib. Serangan tersebut menewaskan dan menyebabkan sakit sejumlah besar penduduk sipil.
Sementara tidak ada perdebatan mengenai apakah zat yang dipakai adalah sarin atau zat mirip sarin, siapa yang menggunakan zat tersebut masih harus dipastikan dan hal ini diharapkan akan terungkap dalam laporan JIM.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia gagal berusaha menunda pemungutan suara sampai bulan depan, setelah badan gabungan yang terdiri dari penyidik PBB dan badan pengawas senjata kimia mengeluarkan sebuah laporan tanggal 26 Oktober.
Rusia, sekutu dekat Suriah mengecam Mekanisme Investigasi Gabungan itu.
Serangan di Khan Sheikhoun memicu kemarahan di seluruh dunia ketika foto dan video-video akibat serangan itu, termasuk anak-anak yang gemetar sekarat tersiar luas.
Amerika menyalahkan militer Suriah atas serangan tersebut dan melancarkan serangan balasan beberapa hari kemudian terhadap pangkalan udara Shayrat , yang menurut Amerika, tempat yang digunakan untuk meluncurkan serangan. Presiden Suriah Bashar Assad membantah menggunakan senjata kimia.
Sebuah misi pencarian fakta oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia tanggal 30 Juni melaporkan bahwa gas sarin digunakan dalam serangan di Khan Sheikhoun. [my/al/fw]