Para pemilih di Rwanda mencoblos surat suara dalam pemilu presiden, dengan presiden berkuasa Paul Kagame diperkirakan menang besar.
Sekitar 5,2 juta warga Rwanda bisa memilih hari ini, dalam pemilu presiden kedua di negara itu sejak pembantaian sekitar 800.000 warga suku Tutsi tahun 1994.
Kagame menghadapi tiga kandidat lain yang semuanya memiliki hubungan dengan partainya Rwandan Patriotic Front. Para pengecam Presiden Kagame mengecap kampanyenya palsu. Beberapa kelompok HAM mengatakan kelompok-kelompok yang benar-benar beroposisi dilarang mengusulkan calon.
Ketegangan politik semakin meningkat dengan dihentikannya penerbitan dua harian dan serangkaian serangan atas tokoh-tokoh oposisi dan wartawan.
Menteri Kehakiman Rwanda Tharcisse Karugarama mengatakan kepada VOA, berbagai tuduhan semata merupakan hasil karangan berbagai kelompok, yang ia sebut sebagai musuh negara.