Pasar saham Yunani anjlok 9 persen hari Rabu (28/1) dan bank-bank besar kehilangan lebih dari seperempat nilai saham yang dimilikinya, selagi Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras bertekad untuk tidak lagi menyerah sepenuhnya pada tuntutan penghematan dari pemerintah-pemerintah Eropa.
“Kita tidak menjadi pejabat untuk mengambil alih lembaga-lembaga keuangan dan menikmati fasilitas kekuasaan” kata Tsipras kepada kabinet barunya yang didominasi pakar akademis beraliran kiri. “Kita memerintah untuk mengubah secara drastis cara-cara bagaimana politik dan pemerintahan dijalankan di negara ini”.
Pasar saham anjlok setelah pemerintah baru membatalkan rencana untuk menswastakan banyak asetnya, termasuk penjualan pelabuhan utama Yunani di Piraeus kepada perusahaan pelayaran raksasa Tiongkok, Cosco.
Meski berbicara dengan tegas, Tsipras mengatakan ingin mencapai “penyelesaian yang adil , berkesinambungan dan sama-sama menguntungkan” dengan para pemberi pinjaman Yunani sambil ia mulai membatalkan langkah-langkah penghematan yang katanya menyebabkan krisis kemanusiaan di negaranya.
Tsipras mengatakan ingin menghindari konfrontasi yang merugikan dengan para pemberi pinjaman tapi mengatakan Yunani tidak akan menyerah mundur dalam merundingkan kembali dana talangan lebih dari 300 miliar dolar.
Tsipras secara resmi mulai menjabat hari Senin sehari setelah Partai pimpinannya, Syriza yang anti penghematan menang besar dalam pemilu parlemen dan dengan cepat bergabung dengan partai sayap kanan yang anti dana talangan untuk membentuk pemerintahan.
Tiga pemberi pinjaman internasional Yunani, Uni Eropa, IMF dan Bank Sentral Eropa tidak menunjukkan tanda-tanda akan merundingkan kembali syarat-syarat dana talangan itu. Tapi para pemberi pinjaman itu mengatakan akan membahas masalah-masalah keuangan Yunani dengan pemerintahan baru itu.
Ketua menteri-menteri keuangan zona euro, Menteri Keuangan Belanda Jeroen Dijsselbloem, mengatakan ia akan pergi ke Athena hari Jumat untuk bertemu dengan Tsipras dan pejabat Yunani lainnya.