Berbicara pada konferensi pers Jumat (5/2), Presiden dari Yayasan Oswaldo Cruz, Paul Gadelha mengatakan, ciuman “meningkatkan risiko” tertular virus itu. Namun dia mengingatkan, jangan diberlakukan kebijakan anti-cium.
Ilmuwan di Yayasan ini, sebuah lembaga penelitian penyakit tropis, mengatakan, mereka berusaha menentukan apakah cairan tubuh bisa menyebarkan Zika ke orang lain.
Brazil memasuki musim Karnaval Jumat, dan saat itu orang biasanya mencium orang asing yang mereka temui di pesta-pesta jalanan.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO menyarankan agar tidak menerima sumbangan darah dari orang-orang yang baru-baru ini kembali dari negara yang terkena virus Zika.
Virus yang dibawa nyamuk itu paling banyak dijumpai di Amerika Latin, khususnya Brazil, dan merupakan ancaman besar bagi perempuan hamil.
Dokter mencurigai virus Zika ini terkait dengan kondisi syaraf yang jarang ditemukan, yakni microcephaly, yang menyebabkan bayi lahir dengan kepala kecil yang tidak normal.
Brazil melaporkan lebih dari 4.000 kasus microcephaly pada Oktober. Tetapi pakar masih belum faham, mengapa kasus ini tidak terjadi di negara-negara Amerika latin lain di mana virus Zika juga ada. [ps/jm]