Para pejabat di kota San Diego telah menyatakan keadaan darurat kesehatan publik terkait dengan merebaknya penyakit hepatitis A yang menyerang organ hati.
Infeksi ini telah merenggut 15 korban jiwa dan membuat hampir lebih dari 400 orang dirawat di rumah sakit, dengan populasi tunawisma sebagai kalangan masyarakat yang terdampak paling parah sejak munculnya wabah tersebut bulan November tahun lalu.
The Union-Tribune melaporkan deklarasi keadaan darurat yang dikeluarkan hari Jumat lalu membantu wilayah tersebut untuk meminta bantuan kepada pemerintah negara bagian dan memberikan perlindungan legal untuk tindakan-tindakan terkait fasilitas sanitas yang baru.
Mencuci tangan, membersihkan jalanan
Semua tindakan tersebut termasuk di antaranya 40 fasiltias untuk mencuci tangan portabel untuk kawasan-kawasan dengan konsentrasi tunawisma yang tinggi. Virus hepatitis A hidup di kotoran manusia dan menyebar apabila setelah pergi ke WC orang tidak mencuci tangannya dengan benar.
Para petugas juga berencana untuk menggunakan air dengan kandungan disinfektan untuk mencuci dengan air bertekanan tinggi untuk membersihkan “sisa-sisa kotoran manusia, darah, cairan tubuh, atau permukaan yang terkontaminasi,” menurut sebuah rencana sanitasi yang ditujukan dalam sebuah surat ke pemerintah kota San Diego hari Kamis.
Pada pekan-pekan mendatang, kota-kota lain di kawasan itu juga akan melihat dilaksanakannya upaya untuk memasang fasilitas untuk mencuci tangan dan sanitasi jalanan, ujar Dr. Wilma Wooten, seorang pejabat kesehatan publik di kawasan itu.
Strategi pencegahan saja tidak cukup
Hingga hari ini, vaksinasi dan pendidikan telah menjadi strategi utama yang dilaksanakan pemerintah Karesidenan San Diego. Meskipun ribuan dosis vaksin telah didistribusikan, namun laju infeksi masih belum cukup melambat, dan laporan tentang terjadinya korban jiwa semakin meningkat pada pekan-pekan terakhir ini.
Tindakan-tindakan sanitasi terinspirasi oleh kampanye di kawasan Los Angeles, tempat dimana terdapat puluhan ribu kaum tunawisma.
“Kami tahu Los Angeles belum melaporkan adanya kasus hepatitis A setempat terkait dengan jenis yang kami saksikan di sini di San Diego,” ujar Wooten. “Apabila mereka melakukannya di sana sehingga dapat terhindar dari munculnya kasus-kasus hepatitis A, tentunya tindakan yang sama dapat juga bermanfaat di sini.”
Langkah-langkah di San Diego diambil setelah para pejabat kota dan para mitranya di tingkat karesidenan saling melempar tanggungjawab, dimana kedua pihak menyatakan mereka telah berupaya sebaik mungkin dalam situasi yang sulit ini, ujar surat kabar tersebut.
“Sebelumnya belum pernah terjadi kejadian seperti ini,” ujar Wooten. “Sudah barang tentu kami akan memiliki panduan seandainya insiden seperti ini terjadi lagi di masa depan, namun ini adalah pertama kali kami mengalami kejadian semacam ini.” [ww/au]