Tautan-tautan Akses

Sanksi terhadap Rusia Akhiri Sewa Pesawat


Pesawat Boeing 777-3M0 Aeroflot-Russian Airlines mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion Israel di Lod, sebelah timur Tel Aviv. (Foto: AFP/Jack Guez)
Pesawat Boeing 777-3M0 Aeroflot-Russian Airlines mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion Israel di Lod, sebelah timur Tel Aviv. (Foto: AFP/Jack Guez)

Perusahaan penyewaan pesawat Asia BOC Aviation pada Senin (28/2) menyatakan sanksi-sanksi Uni Eropa yang mengharuskan penghentian sewa ke maskapai Rusia pada 28 Maret akan berdampak pada sebagian besar pesawatnya di Rusia, sementara industri penyewaan mulai menghitung kerugian akibat peraturan itu.

Perusahaan Rusia memiliki 980 jet penumpang yang aktif beroperasi, 777 di antaranya adalah pesawat yang disewa, menurut perusahaan analisis Cirium. Dari jumlah yang disewa itu, dua pertiganya, atau 515 jet, dengan perkiraan nilai pasar sekitar 10 miliar dolar, disewa dari perusahaan-perusahaan asing di industri yang sebagian besar berbasis di Irlandia.

BOC menyatakan memiliki 18 pesawat - 4,5 persen dari armadanya yang berbasis di Rusia – yang ditempatkan di anak perusahaan Aeroflot, Pobeda, serta di Ural Airlines, S7 Airlines dan AirBridgeCargo Airlines.

Selain itu, BOC memiliki pesawat lain dalam armada yang dikelolanya yang disewakan kepada Rossiya Airlines.

“Kebijakan kami adalah mematuhi sepenuhnya hukum yang berlaku untuk bisnis kami,” kata BOC dalam sebuah pernyataan. “Konsekuensi praktis dari sanksi-sanksi baru Uni Eropa tersebut rumit dan sekarang ini kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut.”

AerCap Holdings, perusahaan penyewaan pesawat terbesar di dunia, memiliki jumlah unit terbanyak yang disewakan untuk Rusia dan Ukraina dengan 152 pesawat, kata perusahaan konsultan penerbangan IBA.

AerCap memilki total lebih dari 2.000 pesawat. Maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, S7 Airlines, Rossiya, Azur Air, Ural Airlines, Yamal Airlines dan Yakutia Airlines termasuk di antara para pelanggannya, kata IBA dalam situs webnya.

P

enyewa non-Rusia lainnya dengan pesawat-pesawat yang terbang di negara itu mencakup SMBC Aviation Capital, Air Lease Corp dan Aviation Capital Group, kata IBA.

Avolon, perusahaan penyewaan pesawat terbesar kedua di dunia, memiliki kurang dari 20 pesawat di Rusia dan satu atau dua di Ukraina dari 550 lebih pesawat dalam armadanya, kata CEO Avalon Domhnal Slattery kepada Reuters bulan ini.

Ia mengatakan ketika itu bahwa Avolon khawatir karena sanksi-sanksi atas transfer pembayaran internasional melalui SWIFT dapat terganggu, yang membuat maskapai sulit melakukan pembayaran mereka.

Para pemimpin kelompok G-7 pada Minggu (27/2) menyatakan bahwa sekutu-sekutu Barat telah memutuskan untuk mengeluarkan “bank-bank Rusia tertentu” dari SWIFT, suatu sistem layanan pesan yang aman untuk memastikan pembayaran cepat lintas batas yang menjadi mekanisme utama untuk mendanai perdagangan internasional. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG