Tautan-tautan Akses

Sanofi Uji Antibodi ‘Three-in-One’ untuk Pengobatan HIV


Logo Sanofi di depan pintu masuk kantor pusat perusahaan pembuat obat-obatan asal Perancis. (REUTERS/Christian Hartmann/File Photo)
Logo Sanofi di depan pintu masuk kantor pusat perusahaan pembuat obat-obatan asal Perancis. (REUTERS/Christian Hartmann/File Photo)

Sebuah antibodi buatan manusia yang memiliki tiga fungsi, yang diciptakan oleh kolaborasi perusahaan pembuat obatobatan asal Perancis, Sanofi dan ilmuwan Amerika, bisa menawarkan cara baru untuk mengobati atau mencegah HIV. Penemuan ini menyusul kesuksesan uji coba pada monyet.

Rencana-rencana sedang disiapkan untuk menguji antibodi trispecific dalam percobaan awal kepada manusia sebelum akhir 2018, yang nantinya berpotensi menjadi senjata baru melawan AIDS. Ini bisa terjadi apabila produk tersebut terbukti aman dan efektif.

Bila semuanya berjalan lancar, antibodi three-in-one ini bisa digunakan sebagai pengobatan jangka lama atau vaksin, menurut Kepala Ilmuwan Sanofi, Gary Nabel.

“Memang ada keadaan mendesak untuk adanya sebuah vaksin dan ini bisa membantu mengisi kekosongan,” katanya dalam sebuah wawancara. “Namun, kami perlu melakukan studi klinis dan membiarkan alam memberitahu kita apa yang berhasil.”

Anthony Fauci, direktur di Lembaga Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika, yang ilmuwan-ilmuwannya berkolaborasi dalam proyek tersebut, menggambarkan pendekatan baru ini sebagai “hal menarik.”

Tidak seperti antibodi yang muncul secara alami, antibodi yang dibuat di laboratorium akan mengenai banyak target biologi dalam produk tunggal, sebuah ciri khas yang sangat berharga dalam melawan HIV terutama dengan banyak ragam genetis dari virus-virus di seluruh dunia.

Setelah memaparkan 24 monyet dengan 2 tipe virus HIV pada monyet, para ilmuwan menemukan bahwa mayoritas monyet yang diberikan antibodi traditional terkena infeksi, dibandingkan mereka yang menerima antibodi trispecific.

Hasilnya diterbitkan dalam jurnal Science hari Rabu (20/9).

Eksperimen lainnya memperlihatkan antibodi baru itu juga 99 persen aktif terhadap lebih dari 200 jenis virus HIV yang diuji coba.

Kemampuan trispecific antibodi untuk mengenai tiga target sekaligus mungkin juga akan berguna dalam memerangi kanker, penyakit menular lain dan penyakit autoimmune. Beberapa perusahaan obat-obatan telah memulai penelitian dengan antibodi bispecific, namun pendekatan three-in-one membawa penelitian ini ke tingkatan baru.

“Inilah awal platform teknologi yang bisa kita adaptasi untuk penyakit lain. Jadi, kami akan menelaah dengan hati-hati," kata Nabel. [fw/au]

XS
SM
MD
LG