Tautan-tautan Akses

Ditembak Polisi, Satu Demonstran Hong Kong Kritis


Para pendemo berhadapan dengan polisi dalam demonstrasi di kawasan bisnis Central di Hong Kong, 11 November 2019. (Foto: AFP)
Para pendemo berhadapan dengan polisi dalam demonstrasi di kawasan bisnis Central di Hong Kong, 11 November 2019. (Foto: AFP)

Polisi Hong Kong menembak dan melukai seorang pengunjuk rasa dalam unjuk rasa pada Senin (11/11). Unjuk rasa pada hari kerja jarang terjadi. Menurut para pejabat rumah sakit, seperti dikutip oleh Reuters, demonstran itu dalam keadaan kritis.

Polisi menembakkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa yang berkumpul di kawasan bisnis Central. Beberapa demonstran tampak merunduk berlindung dibalik payung-payung, memblokir jalan-jalan sementara trotoar dipenuhi para karyawan yang sedang beristirahat makan siang.

Mereka juga terus meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.

Beberapa pejalan kaki berlindung di dalam pusat perbelanjaan Landmark, salah satu yang tertua dan termahal di Central di tengah hujan gas air mata.

Unjuk rasa terjadi hampir setiap hari di Hong Kong. Kadang-kadang tanpa atau dengan sedikit peringatan hingga mengganggu kegiatan bisnis dan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah. Tapi biasanya jarang gas air mata ditembakkan saat jam kerja di kawasan Central yang dipenuhi kantor pusat bank-bank dan toko-toko barang merek ternama di kaki Victoria Peak.

Kekerasan biasanya pecah setelah petang. Sebagian kantor tutup lebih awal dan para pekerja pulang ke rumah.

Polisi menembakkan peluru tajam dari jarak dekat ke arah para pendemo di Sai Wan Ho di sisi timur Hong Kong dan mengatakan satu pendemo terluka.

Rekaman video menunjukkan seorang pria tergeletak di atas genangan darah dengan mata terbuka. Polisi juga melempar seorang perempuan ke jalanan yang penuh sampah dan menyemprot semprotan merica ke wajahnya sementara para petugas keamanan dilempari kotak plastik.

Para pengunjuk rasa membuat barikade di bawah teriknya sinar matahari musim gugur dan menyalakan api di jalan-jalan.

Anson Yip, warga Sai Wan Ho berusia 36 tahun mengatakan, para pengunjuk rasa melempar sampah untuk memblokir jalan saat polisi lari ke lokasi.

“Mereka tidak melawan dan polisi lari dan langsung menembak. Ada tiga suara seperti ‘dor, dor,dor’”, tutur Yip. [ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG