Demonstran berdatangan ke Brooklyn, kota New York. Berjumlah sekitar 5.000, mereka dari semua ras dan agama, tua dan muda, dari kawasan sekitar dan negara bagian tetangga.
Mereka adalah pendeta, keluarga, perorangan, dan teman, yang datang dengan berjalan, naik kereta, bersepeda atau sambil mengajak anjing berjalan-jalan. Mereka semua memiliki satu tujuan: perubahan.
"Kekerasan harus dihentikan," cetus Daniel Spruill, laki-laki kulit hitam, usia 23 tahun, pada acara mengenang George Floyd, Kamis (4/6) sore. "Semakin banyak orang yang mereka lihat di sini yang mendukungnya, semakin besar kemungkinan Kongres akan berbuat sesuatu."
Adik laki-laki George Floyd, Terrence, tinggal di Brooklyn. Ia, bersama keluarga, menyerukan perdamaian dan diakhirinya penjarahan yang terjadi di beberapa kota, termasuk New York, selama lebih dari satu minggu demonstrasi. Dalam sambutan singkat yang disambut tepuk-tangan antusias, Terrence Floyd mengatakan semua orang membutuhkan kekuatan.
Demonstran mengusung kata-kata seruan dan berulang kali meneriakkan nama Floyd, menuntut perdamaian dan keadilan. Ada musik, pidato oleh para politisi - termasuk Wali Kota Bill de Blasio - dan polisi, yang menjaga jarak di pinggiran taman. Di pintu masuk, mereka membagikan masker, karena New York baru mulai pulih dari wabah Covid-19. Wali Kota berjanji kota itu akan berbuat lebih banyak untuk mengakhiri rasisme.
Setelah acara itu, ratusan orang berbaris dengan damai melintasi Jembatan Brooklyn menuju Foley Square di Manhattan, tempat demonstrasi sehari-hari.[ka/pp]