Sedikitnya 19 orang dikukuhkan tewas, Rabu (25/7), akibat jebolnya sebuah bendungan di Laos Selatan. Bencana itu telah mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan ratusan orang lainnya dinyatakan hilang.
Ambruknya bendungan Xepian-Xe Nam Noy di propinsi Attapeu, Senin malam (23/7) itu, melepaskan air hingga sebanyak 5 miliar meter kubik. Bendungan itu sendiri terletak sekitar 550 kilometer dari selatan ibukota,Vientiane.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah memerintahkan pengiriman tim bantuan darurat ke Laos untuk membantu usaha pemulihan. Dua perusahaan Korea Selatan, SK Engineering and Construction dan Korea Western Power, adalah bagian dari sebuah konsorsium yang membangun proyek listrik 410 megawattt itu bersama dengan perusahaan Ratchaburi Electricity Generating Holding Company dari Thailand dan Lao Holding State Enterprise dari Laos.
Bendungan ini dijadwalkan akan selesai dibangun tahun ini, dengan biaya sekitar satu miliar dolar.
Laos, salah satu negara paling tertutup di Asia Tenggara, telah membangun beberapa bendungan PLTA di jaringan sungai-sungainya yang luas sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan dengan menjual tenaga listrik ke negara-negara tetangganya, terutama Thailand.
Bendungan-bendungan itu telah menimbulkan keprihatinan mengenai kerusakan lingkungan dan dampak ekonominya terhadap masyarakat pedesaan. [ab/uh]