Puing-puing pertama dari pesawat itu ditemukan mengapung sekitar 16 kilometer dari pesisir Kalimantan hari Selasa.
Kepala Badan SAR Nasional Bambang Soelistyo yakin puing-puing itu berasal dari pesawat penerbangan QZ8501, yang hilang dari radar hari Minggu akibat badai dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura.
Ia mengatakan, “Sebuah puing yang kami temukan sesuai dengan nomor suku cadang pesawat AirAsia dan nomor seri pesawat yang hilang itu.”
“Kami hari ini juga mengangkut tiga mayat dari laut,” lanjut Bambang.
Diperkirakan tidak satupun dari 162 penumpang dan awak pesawat itu selamat.
Pemantauan dari udara menunjukkan semacam “bayangan” dibawah permukaan air laut yang diyakini adalah badan utama pesawat Airbus A320-200 tersebut.
Setidaknya 30 kapal, 15 pesawat dan tujuh helikopter dari beberapa negara ikut membantu pencarian pesawat itu antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatra.
Televisi lokal hari Selasa menayangkan keluarga para penumpang pesawat itu menangis setelah melihat gambar-gambar mayat yang mengapung dan tidak mengenakan jaket pelampung.
CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan perusahaan itu akan menerbangkan kerabat para penumpang pesawat itu ke Surabaya, dimana proses identifikasi korban akan dilakukan.
Ia juga mengatakan kepada wartawan, AirAsia akan segera memberi bantuan keuangan kepada keluarga para korban.