Seorang legislator senior dari China dan seorang pejabat senior dari Korea Utara menegaskan upaya untuk membuka "babak baru" dalam hubungan bilateral antara Beijing dan Pyongyang, menurut laporan media pemerintah Korea Utara pada Sabtu (13/4). Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi antara kedua sekutu itu.
Pejabat tertinggi ketiga di Beijing, Zhao Leji – yang merupakan anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China – sedang melakukan kunjungan persahabatan ke Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir saat kedua negara memperingati 75 tahun hubungan diplomatik.
China adalah kontributor ekonomi terbesar dan mitra diplomatik utama Korea Utara. China menghalangi upaya yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) bersama dengan Rusia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberlakukan sanksi yang lebih keras terhadap pemerintahan Kim Jong Un sebagai tanggapan atas meningkatnya uji coba senjata.
Zhao dan mitranya dari Korea Utara Choe Ryong Hae menghadiri upacara pembukaan "tahun persahabatan DPRK-China" di Pyongyang pada Jumat, kata Kantor Berita Pusat Korea Utara, menggunakan akronim nama resmi Korea Utara.
Dalam pidatonya, Zhao mengatakan bahwa “kebijakan strategis yang konsisten” dari Beijing adalah “berhasil mempertahankan, mengkonsolidasikan dan mengembangkan” hubungan China-Korea Utara, menurut KCNA.
China siap untuk "menerapkan pemahaman bersama yang penting" dari kedua negara secara menyeluruh dan "membuka era baru dalam persahabatan China-DPRK seiring dengan perkembangan zaman," tambahnya.
Choe dari Korea Utara mengatakan hubungan kedua negara "telah mencapai masa kejayaan baru di bawah kepemimpinan yang bijaksana" dari para pemimpin mereka, kata KCNA.
Zhao adalah pejabat tertinggi ketiga di China, setelah Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang.
Presiden Xi terakhir kali bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 2019 sebelum pandemic COVID-19. Dengan demikian pertemuan antara Zhao dan Choe di Pyongyang menjadi sebagai salah satu pertemuan tingkat paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan media lokal Korea Selatan mengatakan pekan ini bahwa kunjungan Zhao bisa mencakup perencanaan kunjungan kenegaraan Kim berikutnya ke Beijing.
Retorika Korea Utara terhadap Korea Selatan sangat berbeda dengan hubungan persahabatan yang dimiliki dengan Beijing.
Pada tahun ini, Kim mendeklarasikan Seoul sebagai "musuh utama" negaranya, menghapus lembaga-lembaga yang berkomitmen pada reunifikasi dan dialog, dan mengancam perang atas "bahkan 0,001 mm" pelanggaran teritorial.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, mengatakan pada Jumat bahwa Zhao dan Choe membahas “situasi di semenanjung Korea”, dan Zhao menyatakan kesediaan Beijing untuk “mengintensifkan pertukaran legislatif dan kerja sama”. [ah/ft]
Forum