Para tokoh yang hadir tersebut, di antaranya mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Punawirawan Gatot Nurmantyo dan Titiek Soeharto (mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan putri dari mendiang Presiden Soeharto), Meutia Hatta (putri dari proklamator Mohammmad Hatta), mantan Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais, eks Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.
Acara deklarasi KAMI tersebut juga dihadiri ratusan orang dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan komunitas.
Dalam sambutannya, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan bangsa Indonesia sedang menghadapi kerusakan dan kezaliman yang dilakukan sekelompok orang dan hal ini bisa membuat negara Indonesia ambruk.
"Atas dasar itulah, saya pribadi dan banyak tokoh lintas agama di KAMI ini, kita ingin menyelamatkan negeri tercinta Indonesia sebagai tanggung jawab kebangsaan, sebagai tanggung jawab kerakyatan, dan sebagai tanggung jawab sejarah," kata Din.
Acara deklarasi KAMI juga digelar serempak di Solo, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin.
Din meminta para pendukungnya memahami KAMI adalah gerakan moral seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan kebenaran dan menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Gatot Nurmantyo yang merupakan anggota Presidium KAMI, memperingatkan proxy war (perang proksi) telah mengancam kedaulatan suatu bangsa. Dia menekankan penguasaan suatu negara tidak perlu lagi dilakukan secara fisik, tetapi dengan proksi atau perantara
Misalnya, imbuh Gatot, mengintervensi dan memilih pejabat agar bisa dikendalikan bagi kepentingan lain di luar kepentingan agama.
“Hal ini diperburuk oleh tumbuh dan kembangnya oligarki kekuasaan di negeri ini. Kekuasaan dimainkan dikelola oleh sekelompok orang. Mereka melakukan dengan topeng konstitusi. Apakah benar sekarang hal ini terjadi di negeri kita? Rakyat Indonesia yang berhak menjawab," kata Gatot.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Komite Dr. Ahmad Yani memaparkan apa sebenarnya KAMI. Dia menjelaskan KAMI adalah gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat, dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) berjuang dan bergerak untuk melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, dan meluruskan kiblat negara dari segala bentuk penyimpangan dan penyelewengan," kata Ahmad Yani.
KAMI akan berjuang dengan beragam cara sesuai konstitusi, baik melalui pendidikan, advokasi, maupun pengawasan sosial, politik moral, aksi-aksi dialogis, persuasif, dan efektif. KAMI berlatar belakang majemuk dari segi agama, suku, profesi, dan afiliasi politik, menjunjung tinggi kemajemukan, kerukunan, dan kebersamaan.
Selain itu, lanjut Ahmad Yani, KAMI memiliki pandangan resmi yang disepakati secara tertulis oleh Dewan Deklarator. Sebagai gerakan moral rakyat bersifat nasional, KAMI menerima dukungan dan menerima penyaluran aspirasi rakyat di daerah-daerah dan warga negara Indonesia di luar negeri. KAMI berkewajiban menerima sekaligus memperjuangkan aspirasi rakyat.
KAMI berjuang untuk tujuan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga segala bentuk penyimpangan dan penyelewengan dapat dihentikan. KAMI bergerak secara berkesinambungan atas dasar keyakinan kebenaran dan keadilan harus tegak, serta kebatilan dan kemungkaran harus sirna. [fw/ft]