Dalam sebuah wawancara dengan kelompok media Funke Jerman yang diterbitkan pada hari Minggu (17/9), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, “Kita harus mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang di Ukraina.”
“Sebagian besar perang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan saat pertama kali dimulai,” katanya.
“Kita semua mengharapkan perdamaian yang cepat, tetapi pada saat bersamaan, kita harus menyadari bahwa jika Presiden [Ukraina Volodymyr] Zelenskyy dan Ukraina berhenti berperang, negara mereka tidak akan ada lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Rusia menarget wilayah Odesa di Ukraina pada hari Minggu pagi dengan gabungan serangan drone dan rudal, menghantam fasilitas pertanian, kata Angkatan Udara Ukraina melalui aplikasi pesan Telegram.
Tingkat kerusakan akibat serangan tersebut belum diketahui secara pasti.
Juga pada hari Minggu, Ukraina melancarkan serangan drone ke wilayah Krimea dan Moskow.
Seorang pejabat regional Krimea mengatakan sebuah drone menghantam tangki bahan bakar, menyebabkan kebakaran yang kemudian dipadamkan.
Serangan drone di atas Moskow mengganggu lalu lintas udara di ibu kota.
Kementerian Pertahanan Inggris pada hari Minggu mengatakan dalam laporan intelijen hariannya mengenai invasi Rusia ke Ukraina bahwa Rusia “kemungkinan” memperkuat pertahanannya di sekitar Kota Tokmak yang didudukinya di Ukraina selatan.
Kota tersebut berjarak 16 kilometer dari garis depan dan Tokmak diperlengkapi untuk menjadi “penopang” garis pertahanan utama kedua Rusia.
Perhatian pada pertahanan kota tersebut “menandakan kekhawatiran Rusia yang semakin meningkat akan serangan taktis Ukraina terhadap garis pertahanannnya di utara.” [lt/ka/jm]
Sebagian informasi dalam laporan ini diambil dari Agence France-Presse dan Reuters.
Forum