Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon yang tengah berkunjung ke Indonesia,menyampaikan apresiasi kepada Pasukan Garuda yang telah ikut berperan memulihkan perdamaian di sejumlah negara yang dilanda konflik paling parah.
Keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai kegiatan kemanusiaan turut memberikan kontribusi yang kongkrit bagi upaya perdamaian dunia. Peran global Indonesia semakin teruji melalui kerjasama yang erat dengan PBB; mulai dari pengiriman kontingen Garuda sebagai pasukan perdamaian, hingga penanganan tsunami yang melanda Samudera Hindia tahun 2004. Catatan positif ini disampaikan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, di Istana Bogor, Selasa (20/3).
“Sebanyak 2.000 pasukan Garuda telah bertugas di enam misi PBB yang paling sulit; di Lebanon, Haiti, Darfur, Liberia, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo,” kata Ban Ki-Moon.
Ia menambahkan, selama puluhan tahun pasukan Indonesia memiliki sejarah yang membanggakan dalam berbagai tugas. “Tetapi, Indonesia harus membayar ongkos yang mahal atas itu semua, ketika 31 orang tentaranya kehilangan nyawa atau ‘hilang’ dalam tugas,” ungkap Ban Ki-Moon.
Dalam pidatonya di Indonesia Peacekeeping and Security Center, Sentul, Bogor, Sekjen PBB asal Korea Selatan itu bercerita, banyak penduduk lokal yang semula menolak kedatangan pasukan Garuda. Namun, keberanian dan kepedulian mereka telah menyelamatkan banyak nyawa di negeri yang sedang dilanda perang.
“Pasukan helm biru” – nama lain dari pasukan penjaga perdamaian PBB, sigap menolong seorang perempuan yang sedang hamil di Darfur, Sudan. Ambulans Indonesia bergerak cepat meninggalkan camp, membawa perempuan itu menuju rumah sakit.
“Ketika pasukan militer Sudan memblokade ambulans agar tidak bisa meninggalkan kamp, pasukan Indonesia terus berusaha untuk meyakinkan, hingga akhirnya perempuan itu bisa dibawa ke rumah sakit. Anda bisa katakan ini hanya sekedar tindakan kecil bagi seorang perempuan hamil. Namun tindakan itu bermakna lebih; membantu rakyat adalah pondasi dasar yang kuat dalam hubungan antara penjaga perdamaian dan komunitas lokal,” ungkap Ban Ki-Moon.
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Indonesia berencana untuk menambah jumlah personil pasukan perdamaian. Sejumlah hal disiapkan, termasuk pelatihan yang memadai dan efektif, sesuai kebutuhan.
“Dengan sejarah panjang kontribusi Indonesia pada misi penjagaan perdamaian PBB dan keberadaan pusat pelatihan pasukan perdamaian ini, kami punya target yang lebih tinggi, yaitu menjadi satu dari sepuluh negara di dunia yang menyumbangkan tentara penjaga perdamaian terbanyak. Kami ingin menambah jumlah pasukan lebih dari 4.000 personil,” demikian pernyataan Presiden Yudhoyono.