Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan "sangat prihatin dengan perkembangan terbaru" di Jalur Gaza setelah warga Palestina menembakkan roket ke Israel, melukai tujuh orang.
Guterres mengatakan serangan roket itu adalah "pelanggaran serius dan tidak bisa diterima" dan mendesak semua pihak "agar sepenuhnya menahan diri." Ia juga mencatat laporan bahwa Israel telah menanggapi serangan itu dan mengatakan "peningkatan ketegangan lebih jauh besar kemungkinannya akan memperburuk situasi ."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika mengunjungi Gedung Putih hari Senin mengatakan negaranya "terpaksa" mulai menanggapi serangan roket itu. Ia mengatakan Israel akan melakukan "apa pun yang harus dilakukan" untuk membela diri.
Militer Israel mengatakan serangan roket itu menghantam sebuah rumah di Israel tengah Senin pagi, di sebuah kota kecil di utara Tel Aviv.
Serangan roket itu adalah yang kedua diluncurkan ke Israel tengah dalam beberapa pekan terakhir, dan mendorong Netanyahu untuk mempersingkat perjalanannya ke Washington.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam sebuah pernyataan, Senin (25/3), mengatakan kelompoknya akan membalas jika Israel membalas keras serangan roket itu. Ia mengatakan faksi militan Hamas "akan melawan musuh jika melampau batas".
Serangan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan konflik yang lebih besar hanya dua minggu menjelang pemilu di Israel. (my)