Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hari Kamis (10/3) mengatakan, "tindakan tegas dan berani" dibutuhkan guna mengakhiri kekerasan dan eksploitasi seksual oleh pasukan penjaga perdamaian PBB.
Kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, Ban mengatakan, 69 tuduhan kekerasan seksual tahun lalu saja merusak kepercayaan antara PBB dan orang-orang yang dikirim untuk melindungi.
Misi PBB di Republik Afrika Tengah, MINUSCA, selama ini menjadi sasaran tuduhan kekerasan dan eksploitasi seksual paling banyak, dengan 22 tuduhan tahun lalu dan beberapa tuduhan tahun 2016.
Sekjen PBB sudah menerapkan kebijakan "tanpa ampun" bagi kejahatan seperti itu selama beberapa tahun, tetapi kasus-kasus itu terus bertambah.
Dalam laporan bulan lalu mengenai hal itu, Sekjen mengajukan inisiatif baru untuk memperkuat respon PBB, selain membantu mengakhiri kekebalan hukum, membantu korban dan memperbaiki akuntabilitas bagi pelaku.
Sekjen meminta negara-negara yang menyumbang pasukan dan polisi, agar mengadakan pengadilan militer di negara tempat kekerasan diduga terjadi dan ia menyerukan pengambilan sampel DNA dari tersangka pelaku. [ka/al]