Selandia Baru mewajibkan semua pengguna transportasi umum dan yang bepergian dengan pesawat terbang untuk mengenakan masker, mulai Senin (24/8), sementara restriksi diperketat yang bertujuan untuk menghentikan perebakan wabah virus corona di Auckland diperpanjang hingga Minggu (30/8).
Auckland, kota terbesar di Selandia Baru, menghadapi sejumlah kasus setelah negara itu sempat selama 100 hari lebih tidak mencatat adanya kasus penularan baru di tengah masyarakat. Para pejabat melaporkan delapan kasus terkait klaster Auckland hari Senin.
“Kami tahu masker melindungi Anda dan orang-orang di sekitar Anda,” kata PM Jacinda Ardern dalam suatu pengarahan hari Senin.
Ardern mengatakan ia memahami perasaan frustasi masyarakat di tempat-tempat lain di negara itu yang tidak mencatat satupun kasus baru namun terus menghadapi restriksi. Tetapi ia mengatakan, dengan diizinkannya orang-orang untuk bepergian antar wilayah, pengorbanan yang memungkinkan aktivitas ekonomi semacam itu mewajibkan social distancing dan menetapkan batas bagi pertemuan massa.
Di Korea Selatan, di mana para pejabat juga berusaha mengendalikan wabah yang berpusat di kawasan Seoul, pemerintah memberlakukan perintah yang mewajibkan penggunaan masker di berbagai lokasi di dalam dan di luar ruangan pada hari Senin.
Pembatasan-pembatasan baru yang melarang kehadiran jemaat dalam kebaktian di gereja dan penutupan kelab-kelab malam, tempat-tempat makan prasmanan dan kafe-kafe internet berlaku di seluruh Korea Selatan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 266 kasus baru hari Senin, 202 di antaranya berlokasi di Seoul. Ada juga penularan di beberapa kota besar lainnya seperti Busan, Daejeon dan Sejong.
Meksiko, yang pekan lalu mencatat penurunan terus terjadi dalam jumlah korban virus corona setiap hari, hari Minggu melaporkan 266 kematian baru, jumlah terendah dalam dua bulan lebih ini. Negara ini telah mencatat lebih dari 60 ribu kematian, pada posisi di belakang AS dan Brazil. [uh/ab]