Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mendesak China pada Senin (17/7) untuk membantu meredakan ketegangan di Pasifik, dan mempertahankan keamanan akses ke rute-rute perdagangan kritis.
Hipkins mengatakan, kawasan Pasifik "kini lebih diperebutkan dan situasinya lebih sulit diprediksi".
China dengan cepat memperluas jejak diplomatik, ekonomi, dan militernya di Pasifik, dan sering kali berebut pengaruh dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Hampir setengah dari perdagangan Selandia Baru melewati Laut China Selatan, kata Hipkins, yang memimpin delegasi perdagangan ke Beijing bulan lalu dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
Cara China menggunakan pengaruhnya di dunia adalah "pendorong utama" meningkatnya persaingan strategis, terutama di Asia-Pasifik, kata Hipkins pada China Business Summit di Auckland.
Akses tanpa hambatan ke rute-rute laut dan udara "penting" bagi Selandia Baru, tambahnya.
"Selandia Baru prihatin dengan meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik khususnya di Laut China Selatan dan Selat Taiwan," kata perdana menteri itu.
“Kami memiliki kepentingan langsung di wilayah-wilayah itu sehingga ketegangan di sana perlu diredakan untuk kepentingan Pasifik yang lebih luas,” lanjutnya.
China dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan tekanan militer dan diplomatik terhadap Taiwan, yang diklaimnya sebagai wilayahnya, dan berjanji untuk mengambilnya suatu hari nanti -- dengan paksa jika perlu.
Beijing juga mempertahankan klaimnya yang luas di Laut China Selatan, dan pada saat yang sama juga berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya di Pasifik Selatan.
Bulan ini, China menyambut hangat Perdana Menteri Solomon yang pro-Beijing, Manasseh Sogavare, dan menandatangani serangkaian kesepakatan, termasuk yang memungkinkannya memperluas kehadiran polisinya di negara kepulauan itu hingga 2025.
Wellington semakin vokal dalam beberapa tahun terakhir tentang masalah HAM di China dan potensi militerisasi apa pun di Pasifik.
Hipkins mengatakan Selandia Baru akan berbicara "terus terang, tetapi secara hormat" dengan kepemimpinan China tentang perbedaan mereka.
"Wilayah kami menjadi lebih diperebutkan, kurang dapat diprediksi, dan kurang aman," katanya.
"Dalam lingkungan global yang semakin kompleks ini, hubungan kita dengan China akan terus memerlukan pengelolaan yang hati-hati."
Sekutu-sekutu Barat Wellington telah lama mengkhawatirkan apa yang mereka anggap sebagai ketergantungan berlebihan Selandia Baru pada perdagangan dengan China. [ab/uh]
Forum