Selandia Baru menindak keras protes-protes menentang mandat vaksin di ibu kotanya, Wellington. Protes ini telah memasuki hari ketiga.
Ribuan orang menutup lalu lintas di luar parlemen dengan truk-truk, mobil dan sepeda motor, terinspirasi oleh demonstrasi yang sedang berlangsung di Kanada. Polisi menangkap lebih dari 50 orang pada hari Kamis dan memindahkan secara paksa ribuan orang dari tempat itu, di mana demonstran telah berkemah selama beberapa hari.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa protes-protes itu tidak mencerminkan sentimen nasional. Sekitar 94 persen warga Selandia Baru yang memenuhi syarat telah divaksinasi.
“Jelas setiap warga Selandia Baru memiliki hak untuk memprotes, tetapi ada juga peraturan mengenai apa yang bisa berlangsung di halaman parlemen… Kita semua ingin untuk benar-benar melangkah maju, kami bekerja sangat keras untuk menempatkan diri kita sendiri pada posisi terbaik untuk melakukan itu,” kata Ardern.
Selandia Baru mendapat pujian dunia karena mampu membuat negara itu praktis bebas virus selama dua tahun terakhir. Tetapi pembatasan COVID yang ketat telah mengambil korban, termasuk tingkat dukungan terhadap Ardern.
Perbatasan masih ditutup, memisahkan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru dari keluarga mereka, dan membuat bisnis pariwisata berjuang keras untuk tetap bertahan.
Polisi mengatakan mereka yang ditangkap akan menghadapi tuduhan masuk tanpa izin dan tindakan menghalang-halangi. [uh/ab]