Para pemilih di 15 negara bagian Amerika Serikat (AS) dan Samoa siap menuju ke tempat pemungutan suara (TPS) pada Selasa (6/3), yang akan menjadi hari pemungutan suara terbesar dalam pemilihan pendahuluan (primary) presiden.
Dua tokoh, yaitu Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump, diperkirakan akan meraih lebih banyak suara dan akan kembali berhadapan dalam pemilihan nasional November mendatang.
Biden, yang mengalahkan upaya Trump untuk terpilih kembali pada 2020, hanya menghadapi sedikit perlawanan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada hari yang dalam kalender politik AS dikenal dengan nama “Super Tuesday.”
Namun, dalam jajak pendapat nasional baru-baru ini dan dalam pemilihan pendahuluan (primary) di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertarungan politik yang kemungkinan besar akan menentukan hasil nasional, Biden tertinggal beberapa poin persentase di belakang Trump.
Trump diprediksi akan memperkuat keunggulannya dalam pemungutan suara pada Selasa atas penantangnya yang tersisa, yaitu Nikki Haley, mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sekaligus mantan Gubernur South Carolina.
Dakwaan Kriminal Tak Surutkan Trump
Trump kini sedang menghadapi empat dakwaan kriminal – yang belum pernah terjadi sebelumnya – yang terdiri dari 91 tuduhan. Sidang pengadilan pertama, yang dijadwalkan berlangsung dalam tiga minggu, akan mendengar keterangan atas tuduhan bahwa Trump mencoba menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno menjelang kampanye kepresidenannya yang sukses pada 2016.
Namun, dalam sejumlah pemilihan pendahuluan, dia belum kalah satu negara bagian pun, dan akhir-akhir ini telah mengabaikan pencalonan dirinya dan malah memusatkan perhatian pada Biden.
Dalam sebuah rapat umum pada Sabtu (2/3) malam di negara bagian Virginia, Trump mengatakan akan meraih "kemenangan telak yang terlalu besar untuk dicurangi" dalam pemilihan pendahuluan pada Selasa, dan hal ini untuk mengirim "sinyal" kepada Biden.
"Anda tahu mereka memiliki, seperti, kalimat standar: 'Donald Trump adalah ancaman bagi demokrasi. Beberapa biro iklan menuliskan hal itu," kata Trump. "Saya bukan ancaman. Saya lah yang akan mengakhiri ancaman terhadap demokrasi."
Beberapa hari setelah Trump dan Biden mengunjungi perbatasan AS-Meksiko untuk menawarkan rencana mereka dalam mengendalikan arus migran, Trump memperbarui serangannya terhadap Biden dengan mengabaikan seruan petahana untuk meloloskan kontrol imigrasi yang lebih ketat seperti yang diusulkan oleh kelompok senator bipartisan, seorang Demokrat, seorang Republikan, dan seorang independen.
"Mari kita hadapi itu. Negara ini berantakan," kata Trump.
"Kita kedatangan 15 hingga 16 juta orang, dan mereka datang dari penjara dan rumah tahanan. Mereka datang dari rumah sakit jiwa. Mereka adalah teroris. Mereka adalah pengedar narkoba. Kita benar-benar akan menjadi negara yang sangat berbeda,” ujarnya.
Dia juga menegaskan “Kita harus menghentikannya. Dengan bantuan Anda, kita akan menang besar pada Super Tuesday… Dan November ini, Virginia akan mengatakan kepada Joe Biden yang penipu, Anda dipecat. Anda dipecat! Keluar dari sini! Keluar dari sini! Keluar dari Gedung Putih."
Nikki Haley Tak Berniat Mundur
Meskipun dalam pemilihan pendahuluan dan kaukus awal partai ia kalah dari Trump dan kemungkinan akan kalah lagi pada hari Selasa, Haley mengatakan ia tidak berniat untuk keluar dari persaingan.
Berbicara dalam program “Meet The Press” di stasiun televisi NBC, Haley mengatakan “Selama kita kompetitif, selama kita menunjukkan bahwa ada tempat untuk kita, saya akan terus berjuang."
Haley, yang pernah menandatangani janji untuk mendukung calon presiden dari Partai Republik itu, tidak bersedia mengatakan apakah ia akan menghormati komitmen tersebut jika Trump memenangkan nominasi partai.
"Saya pikir saya akan membuat keputusan yang ingin saya buat," katanya. "Saya selalu mengatakan bahwa saya memiliki keprihatinan serius terhadap Donald Trump. Saya bahkan memiliki lebih banyak kekhawatiran tentang Joe Biden." [em/jm]
Forum