Universitas-universitas di Hong Kong membongkar tugu-tugu peringatan penindasan berdarah terhadap gerakan pro-demokrasi China 1989 yang berpusat di Lapangan Tiananmen Beijing.
The Chinese University of Hong Kong, Jumat pagi (24/12), menyingkirkan “Dewi Demokrasi'', patung yang didasarkan pada sosok yang dibuat oleh sejumlah mahasiswa seni dan dibawa ke alun-alun sesaat sebelum tindakan keras itu terjadi, di mana ratusan, jika bukan ribuan, orang terbunuh.
Pembongkaran tugu-tugu peringatan itu membuktikan upaya Partai Komunis yang berkuasa untuk menghapus peristiwa berdarah dari ingatan publik. Langkah ini juga diambil pada saat partai itu berusaha memadamkan tuntutan demokrasi yang muncul di Hong Kong.
Pada Kamis (23/12), sebuah monumen di Universitas Hong Kong dibongkar, sehingga memusnahkan salah satu tempat peringatan publik terakhir mengenai tragedi Tiananmen yang tersisa di kota itu.
Pemerintah tidak pernah mengungkap jumlah korban jiwa tragedi tersebut dan gerakan pro-demokrasi masih menjadi topik yang tabu di China daratan. Hong Kong dan Makau, yang semi-otonom, adalah dua wilayah di China di mana peringatan Tiananmen diizinkan sampai pihak berwenang mulai melarangnya sejak dua tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Chinese University mengkonfirmasi pembongkaran patung itu dan mengatakan mereka tidak pernah memberi izin penempatannya dan bahwa tidak ada organisasi yang mengaku bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengelolaannya.
Secara terpisah, Universitas Lingnan juga melepas pajangan dinding yang didedikasikan untuk mengenang gerakan 4 Juni itu. Keputusan universitas itu didasarkan pada “perlindungan keseluruhan komunitas universitas setelah evaluasi baru-baru ini,” kata Televisi Radio Hong Kong, media yang dikelola pemerintah. [ab/ka]