Penyelenggara acara renungan Pembantaian Tiananmen, yang kini dilarang di Hong Kong, telah melampaui tenggat pemindahan sebuah patung di kampus University of Hong Kong. Patung itu didirikan untuk mengenang para korban gerakan protes prodemokrasi di China tahun 1989 yang berakhir dengan banyak korban tewas.
Universitas itu menetapkan tenggat hari Rabu bagi Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements of China untuk menyingkirkan patung setinggi delapan meter itu, yang telah menjadi penanda universitas itu selama hampir seperempat abad.
Patung tersebut, yang dibuat oleh seniman Denmark Jens Galschiøt pada tahun 1997 dan diberikan kepada HK Alliance, menggambarkan 50 tubuh saling berpilin dalam kesakitan untuk mengenang peristiwa 4 Juni 1989, sewaktu Tentara Pembebasan China (PLA) menyingkirkan para demonstran prodemokrasi dari Lapangan Tiananmen Beijing. Perkiraan mengenai jumlah mereka yang terbunuh berkisar dari ratusan hingga ribuan.
Para anggota HK Alliance, yang terpaksa bubar bulan lalu daripada menghadapi dakwaan berdasarkan UU Keamanan Nasional, telah meminta perpanjangan waktu dengan alasan mengalami kesulitan memindahkan patung berjudul “Pillar of Shame” itu karena kondisi Hong Kong yang dilanda topan.
HK Alliance mungkin paling dikenal karena menyelenggarakan renungan tahunan pada 4 Juni sebelum acara itu dilarang tahun lalu.
Banyak institusi di Hong Kong mengambil langkah-langkah untuk tidak menarik perhatian Beijing yang dipusatkan pada pembersihan apa yang dianggapnya sebagai tantangan terhadap kewenangannya, terutama memori mengenai protes prodemokrasi besar-besaran dan kerap berlangsung dengan kekerasan yang melanda pusat keuangan itu pada tahun 2019. [uh/ab]