Sembilan negara Eropa memprotes pada Jumat (13/9) terhadap rencana Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melanjutkan misi ke Rusia. Mereka berpendapat bahwa melanjutkan dialog dengan negara yang telah menginvasi negara lain hanya akan merusak reputasi lembaga tersebut.
Setelah invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, IMF menghentikan konsultasi tahunan dengan Rusia. Padahal, biasanya IMF rutin melakukan sesi konsultasi dengan seluruh anggotanya.
Namun, pada 2 September, Direktur Eksekutif IMF Rusia Aleksei Mozhin menginformasikan kepada Reuters bahwa IMF akan memulai kembali konsultasi secara daring pada 16 September. Kunjungan delegasi IMF ke Moskow yang akan digunakan untuk bertemu dengan pejabat Rusia itu akan dilanjutkan hingga 1 Oktober.
“Kami ingin menyampaikan ketidakpuasan kami terhadap rencana IMF tersebut,” kata menteri keuangan dari Lithuania, Latvia, Estonia, Finlandia, Swedia, Islandia, Denmark, Norwegia, dan Polandia dalam sepucuk surat yang dilayangkan kepada Kepala IMF Kristalina Georgieva, yang diperoleh Reuters.
Georgieva menghadiri pertemuan menteri keuangan dan bankir sentral Uni Eropa di Budapest. Mereka berencana untuk menanyakan kepadanya tentang rencana IMF di acara tersebut, kata pejabat Uni Eropa.
"Rekomendasi apa yang ingin diberikan IMF kepada Rusia di akhir konsultasi? Bagaimana cara menjalankan ekonomi perang dengan lebih baik?" kata seorang pejabat senior zona euro.
Surat tersebut menegaskan bahwa sebagai negara agresor, Rusia seharusnya tidak mendapatkan manfaat dari nasihat IMF. Surat itu juga mencatat bahwa jika IMF melanjutkan rencananya, maka hal tersebut hanya akan mengikis minat negara donor untuk mendukung Ukraina melalui inisiatif IMF, karena akan merusak kepercayaan terhadap lembaga tersebut.
"Para donor dapat memilih lembaga lain seperti Bank Dunia atau Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan," kata pejabat senior itu.
Surat tersebut juga menyatakan bahwa data yang disampaikan Rusia kepada IMF kemungkinan akan dimanipulasi untuk memperlihatkan bahwa ekonomi Rusia berjalan dengan baik dan mampu mengatasi sanksi Barat, sehingga menghasilkan penilaian IMF yang tidak akurat.
Moskow juga akan menggunakan misi tujuan propagandanya sendiri dan itu akan merusak reputasi IMF, katanya.
"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada IMF untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Rusia dan tetap berkomitmen pada tujuan dan prinsip Piagam PBB," kata sembilan negara tersebut.
"Kami mendesak semua lembaga keuangan internasional, termasuk IMF dan manajemennya, untuk terus menahan diri dari kegiatan yang melibatkan negara agresor dan tidak melanjutkan dialog selama Rusia melanjutkan perang agresinya terhadap Ukraina," kata surat itu.
IMF menyatakan pada Kamis (12/9) bahwa kunjungan yang direncanakan ke Rusia sesuai dengan kewajiban rutin mereka dan kewajiban Rusia sebagai negara anggota.
Misi tahunan terakhir IMF ke Rusia dilakukan pada November 2019, sebelum pandemi COVID merebak. Namun, sejak perang Rusia meletus di Ukraina, tidak ada misi IMF yang dilakukan ke Rusia.
Banyak negara Barat mengusulkan agar Rusia didepak dari keanggotaan IMF setelah invasi Ukraina. Namun, hal ini ternyata sulit dilakukan karena adanya keberatan dari anggota yang memiliki kuota suara besar, seperti China dan India. [ah/ft]
Forum