Dengan suara 54 banding 45, Senat Amerika hari Kamis (14/2) mengukuhkan William Barr, calon yang diajukan Presiden Donald Trump, sebagai jaksa agung yang baru. Barr akan mengawasi langsung penyelidikan yang tengah dilakukan jaksa penyidik khusus Robert Mueller terhadap potensi campur tangan Rusia dalam pemilu presiden tahun 2016 dan kontak-kontak yang dilakukan Rusia dengan lingkaran dalam Presiden Trump.
“Ia adalah calon yang luar biasa, sangat kompeten dan berpengalaman,” ujar anggota Komite Kehakiman Senat Chuck Grassley, yang juga seorang anggota faksi Republik dari negara bagian Iowa. Ditambahkannya, “Departemen Kehakiman membutuhkan kepemimpinan yang efektif dan baik.”
Pengukuhan sebagai pejabat tinggi penegak hukum Amerika ini merupakan yang kedua bagi Barr, setelah sebelumnya menjabat sebagai jaksa agung pada masa pemerintahan Presiden George HW. Bush, yang dikukuhkan Senat dengan suara bulat pada tahun 1991.
Dalam proses pengukuhan kali ini sebagian besar anggota faksi Demokrat menentangnya. Meskipun memuji catatan karir Barr, mereka mengecam keras pandangannya tentang kewenangan eksekutif, menuduhnya tidak akan mengawasi Gedung Putih dan kepemimpinan Trump, serta akan mengganggu penyelidikan jaksa penyidik khusus Robert Mueller.
“Tidak ada keraguan bahwa Barr memang memenuhi syarat,” ujar petinggi faksi Demokrat dari negara bagian California, Dianne Feinstein.
“Pertanyaannya justru pada soal apakah Barr merupakan pilihan yang tepat pada saat ini, dengan presiden ini, ketika saat ini ada beberapa penyelidikan aktif yang melibatkan presiden ini dan tim kampanye, penasehat dan lingkatan dalamnya.”
Partai Republik menilai kekhawatiran itu tidak beralasan. Sementara Barr berusaha keras meyakinkan para senator tersebut dalam sidang konfirmasi bulan lalu.
Yang menarik tiga anggota faksi Demokrat justru mendukung pengukuhan Barr, sementara satu anggota faksi Republik justru menentangnya. (em)