Tautan-tautan Akses

Senator Demokrat Ikut Dorong RUU Migran Amerika Usulan Partai Republik


Senator AS Mark Kelly (dari Partai Demokrat) memberikan suara pada Undang-Undang "Laken Riley" di Gedung DPR AS di Washington, DC, Kamis 9 Januari 2025.
Senator AS Mark Kelly (dari Partai Demokrat) memberikan suara pada Undang-Undang "Laken Riley" di Gedung DPR AS di Washington, DC, Kamis 9 Januari 2025.

Lebih dari separuh senator Partai Demokrat pada Kamis (9/1) bergabung dengan Partai Republik untuk mendorong pembahasan RUU yang mewajibkan pemerintah federal menahan para migran yang tinggal secara ilegal di AS dan diduga melakukan tindak pidana, bahkan jika belum ada dakwaan resmi.

Senat yang mayoritas dikendalikan Partai Republik memberikan suara 84-9, dengan dukungan 33 senator Demokrat, untuk melanjutkan ke sesi debat RUU bernama “Laken Riley Act,” diambil dari nama seorang mahasiswi Georgia yang dibunuh tahun lalu oleh laki-laki asal Venezuela yang sebelumnya ditangkap atas kasus pencurian di toko.

RUU itu sudah lolos di Dewan Perwakilan Rakyat pada Selasa lalu (7/1) dengan hasil voting 264-159, di mana 48 anggota Demokrat ikut mendukung.

Pemungutan suara di Senat ini terjadi hanya 11 hari sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump, yang selama kampanye berjanji akan mengambil tindakan keras terhadap imigrasi ilegal dan “kejahatan migran.”

Sejumlah studi oleh kalangan akademisi dan lembaga kajian menunjukkan bahwa imigran tidak melakukan kejahatan dengan tingkat yang lebih tinggi dibanding warga AS yang lahir di dalam negeri.

Namun dukungan terbatas pihak Demokrat mencerminkan dampak pengaruh Trump dalam menarik perhatian publik Amerika terhadap topik ini.

Sejumlah anggota Partai Demokrat mengatakan mereka siap membuka debat itu meski tidak memberi jaminan akan memberi dukungan untuk meloloskannya.

Jajak Pendapat: Imigrasi Jadi Isu Utama

Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Desember lalu menunjukkan bahwa imigrasi merupakan isu yang paling diinginkan warga AS untuk segera ditangani Trump dalam 100 hari pertamanya.

Lebih banyak responden mendukung pendekatan Partai Republik daripada Partai Demokrat dengan selisih 42% berbanding 22%.

Sebelum pemungutan suara, Senator Partai Republik Katie Britt berargumen bahwa jika pembunuh Riley ditahan oleh Dinas Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) setelah ditangkap karena kasus pencurian, sebagaimana aturan dalam RUU baru ini, maka keluarga Riley akan merayakan ulang tahunnya yang ke-23 pada Jumat, 10 Januari; alih-alih mengenang setahun kematiannya.

Ketua Fraksi Demokrat di Senat, Chuck Schumer, ikut mendukung RUU ini, begitu pula sejumlah senator Demokrat di negara bagian yang persaingannya ketat, termasuk John Fetterman dan Ruben Gallego, yang menjadi salah satu co-sponsor, serta Mark Kelly.

Pro dan Kontra

Meski begitu, dukungan yang terkumpul pada Kamis ini belum tentu berarti RUU kontroversial itu memiliki cukup suara untuk disahkan. Para pemimpin Demokrat diperkirakan akan meminta amandemen guna mewujudkan reformasi imigrasi yang lebih luas.

“Jika kita memasukkan RUU ini ke dalam pembahasan, Demokrat ingin ada debat menyeluruh, kesempatan menawarkan amandemen, dan setelah itu baru kita meloloskannya,” kata Schumer di lantai Senat sebelum pemungutan suara pada Kamis.

Banyak senator Demokrat yang mendukung RUU ini berasal dari negara bagian yang dimenangkan Trump dalam pemilu November lalu, termasuk Gary Peters dan Elissa Slotkin dari Michigan, serta Raphael Warnock dan Jon Ossoff dari Georgia. Peters dan Ossoff termasuk di antara sepertiga anggota Senat yang akan menghadapi pemilihan ulang tahun depan.

Sebagian besar Demokrat menilai RUU ini membuka jalan bagi aksi profil rasial oleh penegak hukum dan menginjak-injak perlindungan konstitusional.

“RUU ini menghilangkan proses hukum yang adil (due process) bagi para imigran, termasuk penerima program DACA,” ujar anggota DPR dari Partai Demokrat Veronica Escobar, merujuk pada kebijakan Deferred Action for Childhood Arrivals, yang melindungi imigran muda tidak berdokumen yang dibawa ke AS saat masih anak-anak.

Trump kerap menggunakan istilah keras ketika menggambarkan para imigran yang berada di AS secara ilegal maupun yang masih menanti sidang suaka, bahkan pernah menyebut mereka “binatang” ketika membahas kejahatan yang diduga mereka lakukan. [th/em]

Forum

XS
SM
MD
LG