Sambil tersenyum dan berpegangan tangan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu di kawasan demiliterisasi antara kedua negara itu untuk mengadakan pertemuan puncak pertama dalam waktu lebih dari 10 tahun.
Foto-foto yang menunjukkan Moon dan Kim berjalan bersama sambil bercengkerama menunjukkan kontras tajam dengan percobaan rudal dan percobaan senjata nuklir terbesar yang diadakan Korea Utara tahun lalu, yang mendorong sanksi-sanksi internasional di tengah kekhawatiran akan pecahnya lagi konflik di Semenanjung Korea itu.
“Kita kini berada di garis permulaan, dimana sejarah baru perdamaian, kemakmuran dan hubungan antar-Korea sedang ditulis,” kata Kim sebelum kedua pemimpin Korea itu dan para pembantu utama masing-masing mulai duduk untuk berunding.
Moon dan Kim diperkirakan akan membahas masalah denuklirisasi dan pertukaran misi antara kedua Korea dan juga akan menanam sebuah pohon peringatan di desa perbatasan Panmunjom.
Hanya beberapa hari sebelum pertemuan ini, Kim mengatakan Korea Utara akan menangguhkan percobaan nuklir dan rudal jangka panjangnya dan akan membongkar tempat percobaan nuklirnya.
Tapi ada rasa tidak percaya yang luas tentang apakah Kim sungguh-sungguh akan menghentikan usahanya untuk mengembangkan senjata nuklir yang telah dilakukan selama puluhan tahun, untuk menanggapi apa yang disebutnya sebagai ancaman serangan Amerika.
Dua pertemuan puncak sebelumnya, 2000 dan 2007 tidak berhasil menghentikan program nuklir Korea Utara.
“Hari ini, daripada mencapai perjanjian yang tidak bisa kita laksanakan seperti di masa lalu, kita bisa mendapat hasil baik dengan berbicara secara terus terang tentang berbagai isu yang kita hadapi, dan berbagai isu kepentingan bersama,” kata Kim.
Kedua pemimpin itu disambut oleh anak-anak Korea Selatan yang memberi mereka bunga di desa yang terletak di zona demiliterisasi. Mereka kemudian berdiri di atas karpet merah untuk menyaksikan pasukan kehormatan Korea Selatan yang mengenakan pakaian tradisional dan memainkan musik.
Kim tampak mengenakan kacamata dan setelan Mao berwarna hitam, sedangkan anggota delegasinya mengenakan seragam militer atau setelan jas dan dasi.
“Saya harap kita akan bisa berbicara dengan jujur dan mencapai perjanjian yang akan menjadi hadiah besar bagi rakyat Korea dan rakyat seluruh dunia yang menghendaki perdamaian,” kata Presiden Moon ketika mereka memulai pembicaraan. [ii]