Analisis Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) terbaru yang diterbitkan pada Senin (30/9) menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Haiti menderita kelaparan akut.
Laporan itu menunjukkan bahwa sekitar 5,4 juta orang di negara pulau yang berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa itu kesulitan memperoleh makanan bagi diri sendiri dan keluarga mereka. Haiti menjadi salah satu negara dengan tingkat kerawanan pangan akut tertinggi di dunia, menurut Program Pangan Dunia (WFP).
Di Ibu Kota Port-au-Prince, lebih dari 5.500 orang yang mengungsi akibat kekerasan geng dan ketidakamanan berlindung di sekolah Lycee Marie-Jeanne.
Pekan lalu, beberapa ibu dan anak mengikuti uji nutrisi yang mengungkap tanda-tanda malnutrisi yang mengkhawatirkan. Banyak anak mengenakan gelang uji berwarna kuning, beberapa di antaranya mendekati zona merah, yang berarti mereka menderita malnutrisi parah yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Di antara mereka yang mengalami tingkat kelaparan darurat, 6.000 orang dikategorikan pada Fase 5 IPC, alias “kelaparan hebat,” tingkat tertinggi dalam spektrum kerawanan pangan, yang utamanya melanda kelompok pengungsi, termasuk mereka yang ditampung di sekolah Lycee Marie-Jeanne, kata WFP dalam pernyataannya.
Laporan IPC, yang mencakup periode Agustus hingga November 2024, diterbitkan bersama oleh Coordination Nationale de la Securite Alimentaire (CNSA) Haiti, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Program Pangan Dunia PBB (WFP). [rd/ka]
Forum