Para pejabat Yaman mengatakan, sebuah pesawat tanpa awak (drone) Amerika dicurigai telah membunuh sembilan militan al-Qaida. Pejabat-pejabat Keamanan mengatakan, pesawat tanpa awak itu menyerang dan menarget sebuah daerah di selatan Provinsi Shabwa, Sabtu (6/12).
Belum jelas apakah serangan itu bagian dari penyelidikan mencari sandera Amerika, Luke Somers yang diculik tahun lalu di Sana'a oleh AQAP, cabang al-Qaida di Semenanjung Arab.
Para pejabat Amerika telah mengukuhkan bahwa komando Amerika gagal menyelamatkan Somers di Yaman baru-baru ini, karena ia tidak berada di tempat yang ditarget.
Kelompok militan AQAP mengeluarkan sebuah video Kamis (5/12), yang memperlihatkan Luke Somers, wartawan foto berusia 33-tahun, yang katanya akan dibunuh jika pemerintah Amerika tidak memenuhi permintaan mereka dalam waktu tiga hari. Dalam video itu, seorang lelaki yang mengatakan ia Somers memastikan bahwa dirinya dalam bahaya.
Dalam video itu, seorang militan memperingatkan Amerika akan apa yang disebut “ tindakan bodoh lain”, tetapi tidak jelas kalau itu mengacu pada serangan atau pesawat tanpa awak Amerika yang terus-menerus menyerang AQAP. Serangan-serangan itu telah menarget kaum militan, tetapi juga menewaskan orang sipil.
AQAP adalah salah satu dari cabang al-Qaida yang paling aktif, dan militan itu telah melancarkan serangan dari Yaman melawan Barat, termasuk percobaan peledakan pesawat Amerika. yang gagal dilakukan pada tahun 2009.
Al-Qaida dan afiliasinya diyakini mendapat penghasilan puluhan juta dolar setahunnya, dari hasil pembayaran ransom para sanderanya. Kelompok itu mengutuk pembunuhan sandera yang secara luas dipublikasikan oleh saingannya, ISIS.
