Serangan mematikan ISIS terhadap sebuah penjara di kota Jalalabad, Afghanistan timur, telah menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 50 lainnya, termasuk narapidana dan personil keamanan. Pihak berwenang mengatakan serangan hari Minggu (2/8) oleh ISIS cabang lokal itu berlangsung sekitar 20 jam hingga Senin (3/8).
Kementerian Pertahanan Senin (3/8) merilis pernyataan yang menyebut bahwa serangan di penjara Nangarhar itu sudah berakhir. Dikatakannya, bangunan di mana para anggota ISIS mengambil posisi, telah 'dibersihkan'.
Para pejabat mengatakan "10 teroris" bersenjata berat dan ringan tewas dalam operasi militer itu. Insiden itu juga menewaskan dua anggota pasukan keamanan. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa 10 narapidana tewas dan enam lainnya terluka oleh para pelaku.
"Penjara itu kini dalam kendali pasukan keamanan Afghanistan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Fawad Aman kepada saluran Tolo News.
Penjara itu menahan hampir 1.800 narapidana ketika diserang. Polisi mengatakan mereka telah mengakap lebih dari 1.000 narapidana yang berusaha kabur. Sejumlah narapidana lainnya masih hilang.
Serangan itu, yang diklaim oleh kelompok ISIS lewat media yang dikelolanya, dimulai dengan ledakan bom bunuh diri. Tak lama kemudian, para pria bersenjata menyerbu fasilitas itu.
Para pejabat keamanan mengatakan operasi mereka bergerak perlahan guna melindungi warga sipil di kawasan itu.
Sejumlah pejabat kesehatan lokal mengonfirmasi bahwa korban luka serta jenazah korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Regional Nangarhar.
Nangarhar pernah menjadi kubu kuat ISIS cabang lokal, ISIS Khorasan. Pemerintah Afghanistan mendeklarasikan kelompok dikalahkan pada 2019 setelah operasi militer bertahun-tahun oleh pasukan Afghanistan dan AS. Namun kelompok itu terus menyerang target-target di berbagai wilayah termasuk Jalalabad dan Kabul. [vm/jm]