Para aktivis Suriah melaporkan adanya serangan udara maut baru yang dilancarkan pasukan pro-pemerintah, Rabu (21/2) di Ghouta timur, di kawasan pinggiran Damaskus, yang terkepung. Serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian serangan dalam beberapa hari berturutan yang paling banyak menelan korban jiwa dalam beberapa tahun terakhir.
Organisasi Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan serangan itu telah menewaskan sedikitnya 250 orang sejak Minggu malam. Peristiwa terakhir dengan korban jiwa yang demikian besar dalam waktu singkat adalah serangan senjata kimia pada tahun 2013 di daerah itu.
Peningkatan kekerasan itu terjadi sementara pasukan Suriah berusaha merebut kembali Ghouta timur dari laskar oposisi setelah mengepungnya selama lebih empat tahun.
Baca juga: Korban Tewas di Suriah Terus Bertambah
Perkembangan itu juga terjadi setelah kemajuan besar dalam beberapa usaha terpisah untuk menghalau militan ISIS dari sebagian wilayah yang dikuasainya di Suriah.
Pakar Institut Timur Tengah Zubair Iqbal mengatakan kepada VOA bahwa setelah ISIS tidak lagi menjadi masalah besar, beberapa negara dan kelompok yang terlibat dalam konflik Suriah berpaling ke sasaran lain, yang dalam beberapa kasus berarti berperang satu sama lain.
Satu daerah konfrontasi utama lain terletak di daerah Arfin, di mana pasukan Turki telah melancarkan serangan selama satu bulan. [gp/ab]