Sebuah laporan kuartalan AS telah mendokumentasikan peningkatan 82 persen “serangan orang dalam” terhadap pasukan keamanan pemerintah Afghanistan pada kuartal pertama 2021, menyebabkan 115 personel tewas dan 39 cedera.
Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) melaporkan hari Kamis ke Kongres AS bahwa korban keseluruhan yang dialami Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF) juga lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu.
SIGAR tidak diizinkan untuk memuat data lengkap korban ANDSF karena pasukan AS di Afghanistan menetapkannya sebagai rahasia atas permintaan pemerintah Afghanistan.
Laporan itu mencatat bahwa ANDSF mengalami 31 serangan orang dalam dari 1 Januari hingga 1 April, dan jumlah korban serangan itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Pemberontak Taliban yang menyamar seperti personel militer atau polisi Afghanistan berada di balik sebagian besar serangan orang dalam tersebut.
SIGAR mengajukan laporan kuartalannya sementara sekitar 2.500 tentara AS sedang bersiap-siap untuk mulai ditarik keluar Afghanistan pada hari Sabtu. Penarikan bertahap itu akan berakhir 11 September dan dimaksudkan untuk mengakhiri perang yang paling lama diikuti Amerika.
Hampir 17 ribu personel kontraktor Departemen Pertahanan AS yang mendukung operasi di Afghanistan juga akan ditarik keluar negara itu bersama dengan pasukan Amerika. Ini mencakup 6.147 warga negara AS, 6.399 warga negara ketiga, dan 4.286 warga negara Afghanistan, menurut SIGAR. Badan ini menyatakan belum jelas siapa yang, kalau ada, menggantikan personel kontraktor atau melakukan tugas mereka setelah mereka ditarik.
Laporan kuartalan itu menjelaskan bahwa kontraktor Departemen Pertahanan memberi dan memelihara kendaraan darat ANDSF dan melatih para teknisi lokal. Meskipun ANDSF telah “secara dramatis meningkatkan perannya dalam pekerjaan itu, ini masih jauh di bawah patokan perannya untuk perintah pekerjaan pemeliharaan yang seharusnya mereka – bukan kontraktor – lakukan.”
Penarikan pasukan Amerika dan NATO berasal dari perjanjian setahun ini yang dirundingkan Washington dengan Taliban, meningkatkan harapan ketika itu bahwa penarikan ini juga akan mendorong pemberontak dan pemerintah Afghanistan untuk menyetujui kesepakatan pembagian kekuasaan guna mengakhiri perang.
Tetapi pembicaraan antara pihak-pihak yang berselisih di Afghanistan, yang dimulai September lalu, gagal membuahkan hasil yang diinginkan. Mereka malah lebih banyak mengalami kebuntuan, sehingga menimbulkan kekhawatiran konflik akan meningkat dan akan lebih banyak lagi pertumpahan darah terjadi begitu semua pasukan asing meninggalkan negara itu. [uh/ab]