Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Asim Bajwa, mengatakan operasi anti-teroris Zarb-e-Azb yang diluncurkan 18 bulan lalu telah membantu mengamankan wilayah perbatasan semi-otonomi Waziristan Utara yang resah dan meredam kekhawatiran negara tetangga, Afghanistan.
Menurut Bajwa, sekitar 3.400 militan tewas dalam pertempuran, sementara tentara Pakistan juga kehilangan hampir 500 petugas keamanan dalam serangan darat dan udara yang terus dilancarkan.
Kepada VOA, ia mengatakan, kecuali di "beberapa kantong," seluruh distrik Waziristan telah dibersihkan dari gerilyawan.
"Kami juga baru saja selesai membersihkan lembah Shawal. Kami sudah sampai di puncak gunung yang menghadap Shawal. Tetapi ada beberapa kantong di barat laut Shawal yang kini sedang kami bersihkan."
Klaim tentara akan kemajuan itu sulit dikukuhkan karena wartawan sudah lama dilarang ke daerah itu. Tetapi wilayah kesukuan Waziristan Utara selama bertahun-tahun dianggap sebagai kubu gerilyawan Taliban dan militan terkait al Qaeda yang selama ini menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak Amerika.
Pihak berwenang Afghanistan menyatakan, sejumlah besar militan lokal dan asing yang lari dari serangan Pakistan telah masuk ke Afghanistan, bergabung dengan Taliban dan kelompok ekstremis lain untuk mengintensifkan kekerasan militan di sisi perbatasan Afghanistan.
Menurut sebagian orang yang skeptis, militer Pakistan terlalu lama menunggu untuk melancarkan serangan di Waziristan, memungkinkan militan lari dari tempat persembunyian.
Dalam konferensi regional di Islamabad pekan lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menggambarkan infiltrasi ke Afghanistan itu sebagai "konsekuensi yang tidak diinginkan" dari operasi militer Pakistan tersebut. [ka/ii]