Pemboman oleh rezim Suriah menewaskan sedikitnya 23 orang di daerah kantong pemberontak di dekat Damaskus, Senin (5/2), dalam konflik tujuh tahun di Suriah yang membuat warga sipil sangat berisiko.
Penduduk di beberapa medan perang Suriah telah melaporkan peningkatan pemboman dan menuduh pasukan Suriah menyebarkan bahan kimia beracun melawan pemberontak yang menguasai kawasan itu.
Amerika hari Senin mengatakan, ada "bukti nyata" terjadinya serangan gas klorin dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di daerah kantong Ghouta Timur yang diduduki oposisi di dekat Damaskus.
Pada hari Senin, puluhan serangan udara dan tembakan artileri menghantam Ghouta Timur, menurut Badan Observatorium HAM untuk Suriah di Inggris.
"Dua puluh sembilan warga sipil tewas dan puluhan lainnya cedera," kata kepala badan pemantau konflik itu, Rami Abdel Rahman.
Serangan paling mematikan Senin, melanda pasar di kota Beit Sawa, menewaskan 10 warga sipil termasuk dua anak.
Sembilan warga sipil lainnya, dua di antaranya anak-anak dan satu pekerja penyelamatan setempat, terbunuh di Arbin. Ghouta Timur termasuk dalam kawasan de-eskalasi yang disepakati tahun lalu oleh Turki, sekutu pemberontak dan pendukung pemerintah Iran dan Rusia.
Tetapi kekerasan telah meningkat di sana dalam beberapa minggu terakhir, dan bulan ini saja, senjata kimia klorin dicurigai telah digunakan dua kali oleh rejim Suriah di Ghouta Timur. [ps/ii]