Polisi Afghanistan menyatakan sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari 37 lainnya luka-luka setelah serangan selama hampir 10 jam terhadap American University of Afghanistan di Kabul berakhir, Kamis (25/8).
Korban tewas terdiri dari tujuh mahasiswa, dua polisi dan seorang petugas satpam. Seorang dosen warga negara asing termasuk di antara yang cedera, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sediq Sediqqi.
Lebih dari 700 staf dan mahasiswa diselamatkan setelah terperangkap di dalam kompleks universitas itu, kata kepala Kepolisian Kabul Abdul Rahman Rahimi.
Serangan dimulai dengan ledakan sekitar pukul 6.30 Rabu malam dan disusul baku tembak sekitar satu jam sewaktu pasukan keamanan menanggapi serangan. Para pejabat menyebut kejadian itu sebagai “serangan kompleks.”Menurut polisi sedikitnya dua penyerang tewas.
Seorang mahasiswa yang terperangkap di dalam kampus berbicara kepada Reuters melalui telepon bahwa ia bersembunyi di dalam ruang kelas bersama beberapa orang lainnya. Ia mengatakan mereka mendengar suara rentetan tembakan di luar ruangan.
Seorang mahasiswa yang meloloskan diri, Massoud Hossaini, mengatakan kepada Associated Press bahwa ia juga terperangkap bersama beberapa rekannya di dalam kelas, di mana mereka membuat barikade dengan merapatkan kursi-kursi dan meja-meja ke pintu. Ia mengatakan mereka akhirnya berhasil melarikan diri melalui pintu darurat di bagian utara universitas.
Mahasiswa lainnya, Roman Dehsabzwal, mengatakan kepada Radio Free Afghanistan bahwa ia berada di dalam kelas sewaktu mendengar suara ledakan keras dan kaca-kaca jendela hancur. Ia dan dua rekannya melompat dari jendela di lantai dua untuk melarikan diri.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada VOA bahwa sejumlah kecil penasihat Amerika membantu sejawat Afghanistan mereka menghadapi serangan tersebut.
Wartawan Denmark Sune Rasmussen yang berbicara dengan VOA dari luar universitas mengatakan sejumlah orang berhasil meloloskan diri melalui tembok yang rusak akibat ledakan.
Belum ada kelompok militan yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan itu.
Departemen Luar Negeri Amerika mengecam kekerasan itu dan menyebutnya sebagai “serangan terhadap masa depan Afghanistan."
Sebelumnya bulan ini, seorang dosen Amerika dan sejawatnya dari Australia di universitas itu diculik. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas penculikan itu dan kedua dosen yang belum diketahui keberadaannya tersebut.
Universitas tersebut dibangun dengan bantuan dari Amerika Serikat dan mulai beroperasi pada tahun2006. Universitas ini independen tetapi menggunakan model Amerika untuk pendidikan humaniora. [uh/ab]