Pejabat kesehatan Palestina dan pekerja bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan sedikitnya 30 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza tengah semalam. Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa pihaknya melancarkan operasi di Gaza dan Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir.
Petugas darurat senior Louise Wateridge dari badan PBB untuk pengungsi Palestina – UNRWA – melaporkan pada Jumat (13/12) bahwa 30 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza tengah, mengutip sumber media lokal. Dia berbicara melalui konferensi video pada konferensi pers di Jenewa.
Wateridge menggambarkan kejadian itu kepada wartawan sebagai sesuatu yang "mengerikan".
“Ada orang tua yang mencari anaknya, anak-anak yang berlumuran dengan debu dan darah mencari orang tuanya, banyak korban luka selain korban yang dilaporkan, dan masih banyak orang yang terkubur di bawah reruntuhan,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan pada Jumat bahwa total 40 orang tewas dalam 24 jam sebelumnya. Kementerian itu tidak membedakan antara korban warga sipil dan kombatan.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), mengatakan di platform media sosial X bahwa pasukannya melancarkan operasi di wilayah Jabaliya dan Beit Lahia di Gaza utara, di mana pasukan tersebut menemukan dan menghancurkan peluncur-peluncur roket. Menurut IDF, peluncur roket itu ditujukan ke komunitas perimeter Gaza. Laporan itu mengatakan sejumlah senjata juga ditemukan.
IDF juga melaporkan salah satu tim tempurnya terus bertempur di kawasan Rafah di Gaza selatan. Selama 24 jam terakhir, IDF mengklaim pasukannya menemukan benteng musuh, melenyapkan para teroris, dan menghancurkan infrastruktur mereka.
Sebagai bagian dari serangan tersebut, pasukan Israel mengidentifikasi sekelompok teroris bersenjata yang bergerak menuju pasukan tersebut, dan sebuah pesawat Angkatan Udara Israel menyerang pasukan tersebut dan melenyapkannya. [ft/pp]
Natasha Mozgovaya, analis senior Divisi Eurasia VOA, berkontribusi dalam laporan ini. Beberapa materi berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.