Tautan-tautan Akses

Serangan Udara Junta Myanmar Tewaskan 15 Warga Sipil


Seorang pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin berdiri di pos terdepan yang menghadap wilayah tak bertuan di Lawa Yang, di luar Laiza, markas besar kelompok bersenjata tersebut di negara bagian Kachin utara, Myanmar, 20 Maret 2018. (Foto: AP)
Seorang pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin berdiri di pos terdepan yang menghadap wilayah tak bertuan di Lawa Yang, di luar Laiza, markas besar kelompok bersenjata tersebut di negara bagian Kachin utara, Myanmar, 20 Maret 2018. (Foto: AP)

Tentara Kemerdekaan Kachin, dengan kekuatan sekitar 7.000 pasukan, berperang melawan militer selama puluhan tahun demi otonomi dan penguasaan sumber daya lokal di negara bagian Kachin.

Serangan udara yang dilancarkan junta Myanmar menewaskan setidaknya 15 warga sipil dan melukai 10 orang lainnya di sebuah pasar di wilayah tambang emas di negara bagian Kachin, utara Myanmar, menurut keterangan juru bicara kelompok pemberontak etnis yang menguasai wilayah tersebut kepada AFP pada Minggu (12/1).

Junta dituding melancarkan berbagai serangan terhadap target sipil dalam upayanya meredam perlawanan yang muncul sejak kudeta 2021.

Serangan terbaru terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat pada Sabtu (11/1), menurut Kolonel Naw Bu, juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), kepada AFP.

"Semua yang tewas adalah warga sipil termasuk penambang emas dan pemilik toko lokal," katanya.

KIA, dengan kekuatan sekitar 7.000 pasukan, berperang melawan militer selama puluhan tahun demi otonomi dan penguasaan sumber daya lokal di negara bagian Kachin.

Negara bagian ini merupakan rumah bagi tambang batu giok besar dan unsur tanah berat langka, yang sebagian besar diekspor ke China.

Naw Bu mengatakan serangan itu terjadi di area pertambangan di Kotapraja Tanaing, di bagian barat negara bagian tersebut.

Foto-foto yang beredar di media lokal memperlihatkan kawah besar di tengah area yang rata dan dipenuhi puing-puing.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa tiga dari 10 korban luka akhirnya meninggal dunia.

KIA menguasai sebagian besar wilayah negara bagian Kachin yang mayoritas beragama Kristen -- tempat tambang batu giok terbesar di dunia berada.

Wilayah itu menjadi tempat pertempuran sengit pasca-kudeta 2021, di mana junta menuduh KIA mamasok senjata dan memberikan pelatihan kepada Pasukan Pertahanan Rakyat yang baru terbentuk untuk melawan mereka.

Di tempat terpisah, Tentara Arakan melaporkan bahwa junta menjatuhkan 15 bom dalam tiga serangan pada Sabtu di pasar umum kota Kyauktaw, Negara Bagian Arakan. Beberapa warga sipil dilaporkan tewas dan terluka, meskipun jumlah pastinya tidak disebutkan.

Tentara Arakan terlibat dalam pertempuran sengit dengan militer untuk menguasai Rakhine.

Junta militer tidak dapat dihubungi AFP untuk dimintai komentar. [ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG