Militer Amerika Serikat, Rabu (10/11) menyatakan serangan udaranya yang menarget militan ISIS di Irak dan Suriah menewaskan 64 warga sipil dan melukai delapan lainnya pada tahun lalu.
Angka yang baru dilansir Komando Pusat Amerika itu membuat jumlah warga sipil yang tewas sejak operasi di sana dimulai pada Agustus 2014 menjadi 119, sementara 37 lainnya luka-luka.
Organisasi HAM dan pemantau menyatakan jumlah yang sesungguhnya jauh lebih banyak. Amnesty International melaporkan pada Oktober lalu bahwa serangan-serangan udara oleh koalisi pimpinan Amerika tampaknya telah menewaskan lebih dari 300 orang di Suriah saja dalam dua tahun terakhir.
Data Pentagon menunjukkan pasukan Amerika bertanggungjawab atas dua per tiga dari seluruh serangan udara koalisi.
Angka baru mengenai korban yang dilansir hari Rabu itu tidak mencakup serangan udara pada bulan Juli di kota Manbij, Suriah Utara, di mana penduduk dan organisasi HAM menyatakan lebih dari 50 orang tewas. Militer Amerika masih menyelidiki serangan tersebut.
Jurubicara Komando Pusat Kolonel John Thomas mengatakan ada tim-tim yang bekerja untuk mencegah “korban warga sipil yang tidak diinginkan.”
Sejak serangan udara dimulai – pertama di Irak pada Agustus 2014 kemudian di Suriah sebulan kemudian – telah lebih dari 16 ribu serangan yang dilakukan koalisi dengan biaya sekitar 12 juta dolar per hari. Pada bulan Oktober, koalisi melaporkan rata-rata 10 serangan udara setiap hari di Irak maupun di Suriah.
Pengumuman hari Rabu itu mencakup tanggal dan perkiraan lokasi setiap serangan udara yang menurut Amerika menewaskan atau mencederai warga sipil. Lokasi dengan korban terbesar terletak di wilayah sekitar Mosul, Irak, di mana pasukan Irak yang didukung serangan udara koalisi sedang berupaya merebut kembali wilayah itu dari militan.
Antara 9 April dan 15 Juni, Pusat Komando melaporkan bahwa enam serangan udara di dekat Mosul menewaskan 14 orang dan mencederai dua lainnya.
Selain serangan Juli di Manbij yang sedang diselidiki dan tidak tercakup dalam daftar tersebut, ada empat lagi serangan udara di kawasan itu yang menewaskan delapan orang dan mencederai satu lainnya.
Korban tewas secara keseluruhan yang terkait terorisme dan konflik bersenjata di Irak telah berkurang sejak peningkatan tajam pada pertengahan 2014 yang bersamaan waktunya dengan direbutnya wilayah yang luas di bagian utara dan timur Irak serta Suriah Timur oleh ISIS. Menurut data PBB, Oktober merupakan bulan dengan korban sipil terbanyak dalam dua tahun ini, di mana lebih dari 1.100 orang tewas. [uh/as]