Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif meminta para menteri dan penasihatnya agar terbang dalam kelas ekonomi, menyerahkan mobil mewah dan gaji mereka. Itu akan menghemat pemerintah $766 juta per tahun.
Pengetatan ikat pinggang terjadi sementara Pakistan - yang menghadapi krisis neraca pembayaran - membuat kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapatkan dana $1 miliar yang telah tertunda sejak akhir tahun lalu karena masalah kebijakan.
Cadangan devisa Pakistan telah turun di bawah cakupan impor tiga minggu. Upaya penghematan yang diumumkan Rabu adalah bagian dari upaya mencegah krisis ekonomi. "Langkah-langkah ini akan menghemat 200 miliar rupee per tahun (setara 11,6 triliun rupiah)," kata Sharif dalam konferensi pers di Islamabad.
Sharif menambahkan bahwa semua kementerian federal dan kantor pemerintah telah diarahkan untuk memangkas anggaran belanja 15% dan bahwa dia telah meminta para menteri dan penasihatnya untuk menyerahkan gaji, tunjangan, mobil mewah, perjalanan ke luar negeri, dan perjalanan dengan kelas bisnis.
Para menteri, kata Sharif, menyetujui langkah-langkah itu secara sukarela. Ia menambahkan bahwa semua anggota kabinet akan menyerahkan gaji dan tunjangan mereka, dan mereka akan membayar semua tagihan listrik dari kantong sendiri. Tanpa merinci, Sharif juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata memberi respons positif pada pemotongan anggaran nontempur.
Langkah lain mencakup larangan total pembelian barang-barang atau kendaraan mewah untuk semua entitas yang dikelola pemerintah dan tidak ada unit pemerintah seperti kabupaten atau kota baru yang akan dibuat selama dua tahun.
Negara Asia Selatan itu berharap akan segera mendapat dana dari IMF, kata Sharif. Ia menambahkan bahwa langkah-langkah ketat itu adalah bagian dari persyaratan yang diminta pemberi pinjaman itu untuk dipenuhi Pakistan sebelum menyelesaikan kesepakatan. Pembicaraan antara Pakistan dan IMF akan berakhir minggu ini, kata para pejabat. [ka/jm]
Forum