Untuk kelima kalinya, Indonesian Street Festival (ISF) kembali hadir di Kota New York. Festival digelar di depan kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York pada Sabtu, 31 Agustus 2019.
ISF kali ini diramaikan sebanyak tiga puluh satu stan dan pedagang yang menjual beragam makanan khas Indonesia dari berbagai daerah, penjualan pakaian dan aksesoris batik, karya seni, dan informasi kegiatan komunitas Indonesia di Kota New York.
Sekitar 7.000 pengunjung, yang sebagian besar diaspora Indonesia, tampak memadati Jalan E 68th street yang berseberangan dengan Central Park, taman terkenal di Manhattan. Mereka kebanyakan tinggal di berbagai negara bagian yang berdekatan dengan Kota New York, seperti New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Delaware dan Massachusetts.
Pengunjung lain adalah warga New York sendiri, para diplomat, dan sahabat Indonesia serta puluhan turis lokal yang turut menikmati suasana seni dan budaya Indonesia dalam sehari.
Sebuah panggung di festival menjadi tempat penampilan berbagai tarian daerah dan pencak silat. Selain itu juga ada berbagai perlombaan khas perayaan 17 Agustus, seperti lomba makan kerupuk, lomba memasukkan pensil ke dalam botol, dan lomba seru lainnya.
"Acara yang menarik, banyak sekali makanan yang enak. Pacar saya menemukan acara ini di online dan ternyata dekat dengan tempat kami tinggal. Kami jalan kaki ke sini,” ujar Brooks Martino, warga New York yang baru pertama kali datang ke festival ini.
"Saya belajar tentang budaya yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. Indonesia masuk daftar saya untuk keliling dunia,” tambah Brooks dengan semangat.
Sedangkan diaspora Indonesia, Marilyn Sitorus, mengungkapkan dia merasakan manfaat dari festival ini, khususnya bagi warga New York.
"Sebagai New Yorker yang besar di Kota New York, saya juga menjadi bagian dari komunitas Indonesia. Saya sangat menyukainya. Ini acara yang bagus untuk melihat kembali budaya dan negara Indonesia,” kata Marilyn yang hadir dengan busana batik.
"Saya datang untuk mencari makanan. Walaupun ibu saya pintar memasak, tapi ibu tidak bisa memasak semua menu makanan yang ada di sini,” kata Marilyn.
Berbeda dengan penyelenggaraan ISF sebelumnya, selain menjadi puncak peringatan HUT RI ke 74, festival tahun ini juga untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat. Untuk itu, festival ini mengangkat tema "Seventybration- Celebrating Diversity, Partnership and Prosperity.”
Untuk merefleksikan tema 70 tahun hubungan Indonesia –AS, pihak penyelenggara memadukan musik Jazz Amerika dengan gamelan Bali, papar Plt Konsul Jenderal New York, Yohannes Jatmiko.
"Jadi kita mengundang khusus musisi dari Bali, Balawan dan timnya. Dan dari Boston, mahasiswa Indonesia di Berklee College of Music yang mengkomposisi musik-musik jazz dengan Indonesia. Ini menjadi nuasa baru,” kata Yohannes.
Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Mahendra Siregar yang khusus menghadiri festival dalam kata sambutannya mengatakan masyarakat Amerika Serikat bisa lebih mengenal Indonesia melalui festival itu sehingga mempererat hubungan kedua negara.
Selain Dubes Mahendra, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Dubes Dian Triansyah Djani dan perwakilan Wali Kota New York Jumanee D. Williams juga menghadiri ISF.
ISF kali ini merupakan kerja sama antara KJRI dan masyarakat Indonesia di New York serta didukung oleh beberapa insitusi, seperti Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kementerian Pariwisata serta Pusat Promosi Investasi Indonesia.
Festival ditutup dengan penampilan gitaris Balawan dan group Batuan Ethnic yang berkolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia jurusan musik dari Berklee Indonesian Ensemble (BIE), Balawan membawakan komposisi-komposisi lagu daerah Indonesia dalam nuansa Jazz yang diakhiri dengan membawakan Poco-poco. [op/nr/ft]