Para menteri dan delegasi tingkat tinggi dari seluruh wilayah Asia Pasifik, pada Kamis (10/3), melangsungkan pertemuan yang memusatkan perhatian pada peningkatan gizi, kehidupan dan mata pencaharian setelah pandemi global.
Pertemuan tersebut juga menyoroti ancaman terkait iklim dan cuaca buruk, serta penanganan penyakit dan hama yang mempengaruhi tanaman dan ternak di wilayah-wilayah terpadat di dunia.
Tanggapan ekosistem yang lebih baik di Kepulauan Pasifik adalah topik penting lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Konferensi Regional Asia dan Pasifik APRC ke-36 yang diselenggarakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan pemerintah Bangladesh ini berlangsung di ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu, yang menghadiri acara ini secara langsung, mengakui dampak pandemi global terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat di Asia Pasifik. Merujuk pada laporan FAO tahun 2021 yang mendapati bahwa 40 persen populasi tidak mampu membeli makanan yang sehat dan bergizi, Dongyu menggarisbawahi jalan panjang yang harus ditempuh kawasan ini untuk menyudahi kelaparan dan meningkatan gizi.
Seakan mengubah kemajuan yang sudah dicapai sebelumnya, kelaparan di wilayah Asia Pasifik kini meningkat lagi. Demikian pula dengan ketidaksetaraan, terutama diantara penduduk pedesaan dan perkotaan. Sementara perempuan dan kaum muda kerap tertinggal. [em/jm]