Mohammad Ismail, tahu betul bagaimana sulitnya berkomunikasi dengan orang lain. Dia tuli, dan meski menggunakan alat bantu dengar, tetap tidak maksimal. Karena itulah, setahun yang lalu dia mulai merintis pembuatan sebuah aplikasi khusus di telepon pintar. Nama aplikasinya adalah Signteraktif, yang kurang lebih bermakna interaksi dengan penanda atau isyarat.
“Saya tuli dan karena itu saya tahu apa yang saya butuhkan. Aplikasi ini idenya dari saya, dan karena saya bukan developer yang memahami pemrograman, maka pembuatannya dibantu kawan-kawan yang paham membuat program,” kata ayah dua anak itu ketika ditemui VOA.
Aplikasi ini mengandalkan hubungan telepon video. Mereka yang bisu atau tuli, bisa mengunduh di Play Store dan memasang di perangkat telepon pintarnya. Ketika bepergian sendiri, dan ingin berkomunikasi dengan seseorang yang tidak memahami bahasa isyarat, mereka tinggal membuka Signteraktif. Di dalamnya, sudah terdaftar 14 juru bahasa isyarat yang sementara ini bergabung. Melalui sambungan telepon video, mereka yang bisu atau tuli berbicara dengan juru bahasa isyarat. Pesan itu kemudian akan diterjemahkan dan diteruskan ke lawan bicara.
Mohammad Ismail mengatakan, “Manfaat dari aplikasi ini adalah memberi kemudahan kepada teman-teman tuli untuk mengakses layanan publik, baik dari pemerintah maupun swasta. Misalnya ke kantor polisi dia sendirian tidak memerlukan juru bahasa. Sehingga kawan-kawan lebih mandiri untuk melakukan aktivitas tanpa tergantung kehadiran juru bahasa lagi.”
Ismail dan kawan-kawan sementara ini melakukan ujicoba khusus di komunitas tuli. Dalam program ujicoba yang direncanakan selama satu bulan ini, diharapkan akan ditemukan kekurangan dan kelemahannya. Sejumlah pengembang aplikasi telah siap membantu perbaikan dan menyempurnakan aplikasi tersebut. Ke depan, mereka yang bicara maupun mendengar, juga bisa memanfaatkan aplikasi ini jika memang sering berkomunikasi dengan mereka yang bisu dan tuli.
Membuat dan mengembangkan aplikasi tentu membutuhkan biaya. Hingga saat ini, layanan aplikasi tersebut masih gratis. Namun, Ismail berharap ke depan pamakainya bersedia untuk membayar melalui sistem pembelian saldo. Nilai saldo akan berkurang seiring pemakaian.
Aplikasi ini memang harus dioperasikan dengan bantuan banyak pihak. Salah satu yang sangat penting adalah juru bahasa isyarat. Salah satu dari empat belas juru bahasa isyarat yang sudah terlibat adalah Hasby Biasafil. Pria warga Solo ini sehari-hari memiliki usaha bidang percetakan. Keterlibatannya sebagai juru bahasa isyarat dalam aplikasi ini tentu karena faktor kepedulian.
“Kita semua tahu bahwa ketersediaan juru bahasa isyarat, orang yang mendengar dan memiliki kemampuan menerjemahkan itu tidak banyak di Indonesia. Ini hanya banyak di kota besar, dan itupun tidak di semua kota besar. Nah, ketika ada kebutuhan di sebuah kota yang tidak memiliki juru bahasa isyarat, tentu menjadi repot. Signteraktif ini memotong jarak, biaya dan waktu,” ujar Hasby.
Signteraktif akan menjadi terobosan besar bagi mereka yang bisu dan tuli di kota-kota kecil di Indonesia. Banyak wilayah yang sama sekali tidak memiliki relawan juru bahasa isyarat. Dengan memasang aplikasi tersebut, tidak ada lagi hambatan komunikasi bahkan di ketika berhadapan dengan pihak yang sama sekali tidak memahami bahasa isyarat. Mereka lebih leluasa pergi ke dokter, bank, kantor kelurahan hingga pemerintah.
Ada tiga status penerjemah dalam aplikasi, yaitu abu-abu, merah dan hijau. Nomor kontak mereka tersedia selama 24 jam sehari dan 7 hari semingu. Namun, hanya penerjemah yang memiliki tanda hijau di samping namanya, yang bisa dan siap dihubungi oleh mereka yang bisu ataupun tuli. Pembatasan ini diterapkan karena hingga saat ini,status para juru bahasa isyarat adalah relawan.
Hasby berharap banyak pada aplikasi ini. Signteraktif bisa menjadi jawaban bagi mereka yang bisu dan tuli agar lebih bebas bepergian dan mengakses layanan. Pengembang aplikasi juga menjaga kualitas juru bahasa isyarat, karena mereka yang terlibat melewati proses verifikasi.
“Harapan saya banyak LSM yang mendukung pengembangan aplikasi ini, dan tentu saja paling penting adalah pemerintah. Tugas pemerintah memfasilitasi ini. Pemerintah yang seharusnya memenuhi hak-hak teman-teman disabilitas. Juru bahasa isyarat itu seharusnya yang menyediakan pemerintah,” tambah Hasby. [ns/em]