Penduduk Tonga, negara pulau di Pasifik, mengevaluasi kerusakan yang ditinggalkan Siklon Gita yang menghantam ibukota, Nuku’alofa, dengan angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam hari Senin (12/2).
Topan itu menyebabkan pohon-pohon tercerabut dari tanah, menerbangkan atap rumah-rumah dan gedung, merobohkan tiang-tiang listrik dan menyebabkan banjir besar-besaran. Di antara bangunan yang rusak atau hancur oleh Gita adalah bangunan bersejarah, Gedung Parlemen Tonga.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters mengatakan lebih dari 5.000 orang tinggal bermalam di pusat-pusat evakuasi sewaktu topan terjadi. Beberapa orang dilaporkan cedera akibat topan tersebut. Seorang lelaki berusia 72 tahun meninggal akibat serangan jantung, meskipun tidak jelas apakah kematiannya terkait dengan Siklon Gita.
Selandia Baru menyumbang lebih dari 500 ribu dolar bantuan darurat untuk Tonga, dan telah mengirim sebuah pesawat militer yang membawa logistik darurat ke Tonga. Australia juga mengirim sebuah pesawat militer yang dipenuhi pasokan darurat untuk Tonga.
Baca juga: Tonga Bersiap Hadapi Badai Gita
Para peramal cuaca menyatakan Siklon Gita dapat menguat menjadi topan Kategori Lima pada waktu mencapai negara pulau Fiji, pada Selasa malam atau Rabu. [uh]
