Musim Natal tahun ini kantor pos pusat kota New York menerima sekitar dua juta surat yang ditujukan kepada Sinterklas. Selama 70 tahun terakhir, pegawai kantor pos di seluruh negeri yang pernah membaca surat-surat seperti itu berharap bisa mewujudkan harapan-harapan dalam surat-surat itu. Ini adalah bagian dari upaya tahunan yang disebut “Operasi Santa”.
"Kami membuka surat-surat itu, memrosesnya, dan membuatnya bisa dibaca oleh masyarakat luas," kata Pete Fontana, yang mengawasi 22 “peri pos”, yang secara sukarela mengelola surat-surat itu dan menawarkannya kepada masyarakat atau badan amal untuk "mengadopsi" mereka.
"Surat-surat itu ada yang lucu, ada juga yang sedih. Tahun ini kami melihat sejumlah orang berjalan keluar dari sini sambil menangis karena beberapa surat yang isinya sangat membutuhkan bantuan. Seperti seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal dengan tiga anak, baru saja kehilangan pekerjaannya dan mereka harus keluar dari tempat tinggalnya. "
Pete Fontana, pengawas Operasi Santa, berada di tengah tumpukan surat-surat anak-anak yang ditujukan kepada Sinterklas.
Meskipun Fontana melihat adanya peningkatan jumlah surat seperti itu akibat krisis ekonomi, ia mengatakan banyak surat 'Sinterklas yang baik' memang datang dari anak-anak dari keluarga yang relatif kaya. Seorang anak laki-laki mengirimkan sepucuk surat dengan cetakan komputer yang berisi 500 daftar keinginannya.
Sebagian besar anak-anak meminta hal-hal yang di luar jangkauan kemampuan finansial orang tuanya, atau hal-hal yang dimiliki anak lainnya. Seperti game elektronik, kamera digital dan laptop. Tetapi ada juga yang meminta kebutuhan dasar.
"Kadang-kadang ada yang meminta jaket untuk ibu mereka, karena ibu mereka tidak memiliki pakaian musim dingin. Atau mereka tidak memiliki seprei untuk tempat tidur, atau bahkan mereka semua tidur di lantai. Bahkan ada yang meminta tempat tidur.. Hal-hal yang mereka minta sangat menakjubkan.”
Fontana ingat surat dari seorang anak cacat yang meminta Sinterklas untuk memberinya kursi roda berteknologi tinggi yang harganya hampir 20.000 dolar. "Keluarganya tidak memiliki asuransi kesehatan. Jadi anak itu mengirimkan foto kursi roda itu, kemudian surat itu dimuat dalam salah satu koran lokal. Keesokan harinya ada yang mensponsori anak itu untuk mendapatkan kursi rodanya. Rasanya sangat mengharukan. "
Bagi “peri pos” bernama Antoinette, bekerja dalam “Operasi Santa” untuk membantu anak-anak menjadi hal yang paling berkesan tahun ini. Ia membayangkan kegembiraan anak-anak ketika para tukang pos datang ke rumah-rumah mereka dan membawa “hadiah dari Sinterklas” seperti yang mereka minta. Di ruang sebelah, bagian lain dari “Operasi Santa” mengirimkan salinan surat dari Sinterklas kepada warga New York lainnya seperti Paul.
"Saya di sini untuk membantu membuat Natal seorang anak kecil menjadi lebih menyenangkan,” kata Paul. "Mereka memberi saya 10 surat untuk dibaca dan mudah-mudahan salah satu dari mereka [berisi permintaan untuk] ... sesuatu yang bisa saya penuhi."
Seorang dermawan New York, Erica memilih sejumlah surat sebelum memutuskan permintaan dari anak mana yang akan ia penuhi. Meskipun ia tergoda untuk memberikan mainan, tetapi ia lebih tertarik untuk memberikan hadiah yang lebih berguna, seperti kaos kaki, baju hangat, jaket dan pakaian musim dingin lainnya yang dibutuhkan untuk dalam musim dingin New York yang keras itu.
"Mainan pasti berguna juga, tetapi saya pikir kebutuhan dasar pasti lebih penting saat ini," kata Erica, yang berharap bisa membuat anak-anak bahagia. "Mereka tidak bisa mengendalikan keadaan, orang tua mereka kehilangan pekerjaan, atau orang tua tidak mampu untuk membelikan mereka hadiah, dan jika saya bisa membantu, pasti akan saya bantu.”
Dari jutaan permintaan yang diterima “Operasi Santa” setiap tahunnya, hanya 15 persen yang bisa terpenuhi untuk tahun ini. Tetapi perusahaan jasa layanan pos Amerika telah menulis surat kepada Sinterklas, meminta agar jumlah itu dinaikkan lagi pada Natal tahun depan.