Katrina Scheppke, siswa kelas delapan, tidak keberatan dengan rutinitas barunya, ketika ia mulai mengikuti pelajaran matematika secara online untuk pertama kalinya.
“Secara pribadi saya menikmatinya karena saya tidak perlu meninggalkan kenyamanan di rumah saya, dan saya juga menikmati tugas-tugas yang lebih sedikit dari biasanya," kata Katrina.
Tetapi bagi adik perempuan Katrina, Eva yang kini duduk di kelas tiga, belajar online dianggap tidak ideal.
“Saya mengalami rasa tidak nyaman, jenuh, dan gejala serupa akibat terkurung di dalam rumah. Saya merindukan guru-guru saya, teman-teman saya. Saya juga rindu pergi ke sekolah," kata Eva.
Ibu mereka yang bernama Alina Scheppke adalah seorang guru di negara bagian Maryland. Menurutnya masa transisi itu tidak sulit, tetapi tantangannya lebih teknis.
“Kadang-kadang mereka harus ditertibkan ketika saya mengajar mata pelajaran secara online. Jadi, itu merupakan kesulitan. Saya harus menghentikan pelajaran saya umtuk mengatur anak-anak sekaligus umtuk menyiapkan sesi online yang saya berikan," kata Alina.
Di negara bagian Maryland, banyak sekolah membutuhkan beberapa minggu untuk membuat platform online bagi siswa dan guru untuk melanjutkan proses pendidikan.
“Ada kurva belajar yang sangat besar bagi semua guru, dan juga siswa kami menjadi terbiasa dengan teknologi ini, dan meniru proses pembelajaran yang kami miliki ketika kami masih bisa melakukannya di sekolah. Tetapi, sekarang kami harus melakukan ini semua dari rumah," kata Ryan B. Menk, seorang guru matematika di Julius West Middle School, sekolah setingkat SMP.
Sementara Katrina dan Eva mulai terbiasa dengan belajar online, mereka punya pesan untuk semua siswa senasib yang terkurung di rumah selama masa karantina sekarang.
“Tetap tinggal di dalam rumah saja. Itu tidak sulit dan saya yakin setidaknya sebagian kalian berharap bisa melakukan itu. Jadi, semoga harapan itu terkabul," kata Katrina Scheppke, siswa kelas 8.
"Kita harus terus belajar online dan terus mencuci tangan dan mencari cara untuk tetap sehat," tambah Eva.
Ryan Menk mengatakan sistem sekolah di negara bagian Maryland tidak hanya menyediakan makanan untuk siswa, tetapi juga memastikan mereka bisa menggunakan laptop dan jaringan internet, sehingga dapat terus mengikuti pelajaran selama sekolah ditutup. [lt/ii]