Beberapa pejabat senior Ukraina, termasuk sejumlah gubernur garda terdepan, kehilangan pekerjaan mereka pada Selasa(24/1) akibat skandal korupsi yang melanda pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy di tengah pergulatan negara itu dalam menghadapi invasi Rusia.
Reshuffle pemerintah Ukraina terbesar sejak perang meletus muncul di saat para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington menyatakan kesiapannya untuk memasok tank M1 Abrams untuk Kyiv.
Zelenskyy terpilih pada 2019 dengan mengusung kampanye anti-kemapanan dan anti-korupsi di negara yang telah lama dicengkeram oleh korupsi. Tuduhan korupsi baru-baru ini muncul saat sekutu Barat menyalurkan miliaran dolar untuk membantu Kyiv berperang melawan Moskow.
Para pejabat di beberapa negara, termasuk AS, menuntut lebih banyak pertanggungjawaban atas bantuan tersebut, mengingat skandal korupsi yang merajalela di Ukraina. Sementara Zelenskyy dan para pembantunya menggambarkan pengunduran diri dan pemecatan sejumlah anggota kabinet sebagai bukti keseriusan mereka untuk menindak korupsi, skandal tersebut dapat dimanfaatkan oleh Moskow dalam melakukan serangan politik terhadap kepemimpinan di Kyiv.
Perombakan bahkan menyentuh kantor pemerintahan Zelenskyy. Wakil ketuanya, Kyrylo Tymoshenko, yang terkenal karena pembaruan taktik medan perangnya, memutuskan mengundurkan diri ketika presiden berjanji untuk menangani tuduhan korupsi, termasuk beberapa yang terkait dengan pengeluaran militer. Skandal korupsi tersebut mempermalukan pihak berwenang dan dapat memperlambat upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Tymoshenko meminta untuk dibebaskan dari tugasnya. Dia tidak menyebutkan alasan pengunduran dirinya.
Media lokal mengatakan Wakil Menteri Pertahanan Viacheslav Shapovalov juga mengundurkan diri, sehubungan dengan skandal pengadaan makanan untuk angkatan bersenjata Ukraina. Wakil Jaksa Agung Oleksiy Symonenko juga memutuskan untuk berhenti.
Secara keseluruhan, empat wakil menteri dan lima gubernur provinsi garda terdepan ditetapkan untuk meninggalkan jabatan mereka, kata sekretaris kabinet negara itu di aplikasi pesan Telegram.
Pihak berwenang tidak mengumumkan tuntutan pidana apa pun. Belum ada penjelasan terkait hal itu.
Tymoshenko bergabung dengan kantor kepresidenan pada 2019 setelah mengerjakan strategi media Zelenskyy selama kampanye kepresidenannya. Dia sedang diselidiki sehubungan dengan penggunaan pribadinya atas mobil mewah dan termasuk di antara pejabat yang terkait dengan kasus penggelapan bantuan kemanusiaan senilai lebih dari $7 juta yang dialokasikan untuk wilayah selatan Zaporizhzhia. Namun, dia membantah tuduhan itu.
Pada Minggu (22/1), seorang Wakil Menteri Infrastruktur, Vasyl Lozynsky, dipecat karena diduga berpartisipasi dalam jaringan penggelapan dana anggaran. Badan anti-korupsi Ukraina menahannya saat dia menerima suap $400.000 karena membantu memperbaiki kontrak untuk memulihkan fasilitas yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, menurut Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov. Ia dijadikan tahanan rumah, diminta menyerahkan paspor, memakai alat pemantau, dan tidak berkomunikasi dengan saksi.
Dalam pidato melalui video pada Selasa, Zelenskyy berkata, “Setiap masalah internal yang menghambat negara sedang dibersihkan dan akan dibersihkan. Itu adil, perlu untuk pertahanan kita, dan membantu pemulihan hubungan kita dengan institusi Eropa.”
“Sangat sulit untuk menyelamatkan negara ketika ada banyak korupsi,” kata Andrii Borovyk, direktur eksekutif Transparency International Ukraine, sebuah organisasi nirlaba yang memerangi korupsi, kepada The Associated Press. [ah/rs]
Forum