Lembaga Smithsonian di Washington, DC sedang mengumpulkan artifak-artifak yang mengisahkan sejarah 400 tahun warga Amerika keturunan Afrika. Lonnie Bunch, Direktur Museum Nasional Sejarah Warga Amerika Keturunan Afrika, mengatakan, “Kami mulai dari nol. Sekarang kami berhasil mengumpulkan sekitar 25.000 artifak dari seluruh negeri.”
Peletakan batu pertama untuk pembangunan museum itu sudah dilakukan awal tahun ini. Museum itu rencananya dibuka tahun 2015.
Sementara itu, Michele Gates Moresi dan para kurator lain mencari lebih banyak artifak yang mencerminkan sejarah warga Amerika keturunan Afrika dan bisa dinikmati para pengunjung museum.
Moresi mengatakan, “Hal unik yang kami lakukan di Smithsonian adalah menyuguhkan para pengunjung artifak-artifak nyata, sehingga sejarah menjadi nyata.”
Museum itu memperoleh hampir 40 barang milik Harriet Tubman.
Dalam pertengahan 1800-an, Tubman membantu ratusan budak Amerika keturunan Afrika meraih kebebasan di utara melalui jalan rahasia yang dikenal sebagai Jalan Kereta Api Bawah Tanah.
Museum itu juga mendapatkan selendang milik Tubman.
“Selendang itu pemberian Ratu Inggeris Victoria, yang mengundangnya untuk menghadiri peringatan 60 tahun tahtanya, tetapi ditolaknya. Selendang itu diberikan kepada Tubman sebagai pengakuan atas dirinya dan jasanya,” papar Moresi.
Belenggu-belenggu budak menyajikan bayangan mengerikan tentang perbudakan nyata. Bunch mengatakan bagian-bagian sejarah yang menyakitkan itu juga harus dibeberkan.
“Kami berharap bisa memaparkan cerita yang di satu sisi bisa membuat kita marah atas apa yang dialami orang- orang itu, tetapi di sisi lain bisa mengilhami kita tentang kemampuan Amerika memperbaiki diri, memperbaiki yang salah,” ujar Bunch.
Peran warga Amerika keturunan Afrika dalam film dan musik juga akan dipamerkan.
Kurator Dwan Reece menemukan benda-benda mendiang Lena Horne Horne, penyanyi dan artis kulit hitam pertama yang menandatangani kontrak dengan sebuah studio besar Hollywood.
Puteri Horne menyumbangkan gaun-gaunnya yang pernah dikenakan untuk pertunjukan-pertunjukannya. Reece mengatakan seni telah memberi peluang untuk keluar dari penindasan bagi banyak warga Amerika.
Reece menuturkan, “Khususnya seni, dunia hiburan, dan olah raga, semuanya itu menjadi jalan untuk keluar dari kemiskinan atau kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, dan mencuatkan nama mereka di dunia.”
Museum ini akan memberi pengunjung sajian dari momen-momen penting sejarah kelompok warga Amerika keturunan Afrika.
Peletakan batu pertama untuk pembangunan museum itu sudah dilakukan awal tahun ini. Museum itu rencananya dibuka tahun 2015.
Sementara itu, Michele Gates Moresi dan para kurator lain mencari lebih banyak artifak yang mencerminkan sejarah warga Amerika keturunan Afrika dan bisa dinikmati para pengunjung museum.
Moresi mengatakan, “Hal unik yang kami lakukan di Smithsonian adalah menyuguhkan para pengunjung artifak-artifak nyata, sehingga sejarah menjadi nyata.”
Museum itu memperoleh hampir 40 barang milik Harriet Tubman.
Dalam pertengahan 1800-an, Tubman membantu ratusan budak Amerika keturunan Afrika meraih kebebasan di utara melalui jalan rahasia yang dikenal sebagai Jalan Kereta Api Bawah Tanah.
Museum itu juga mendapatkan selendang milik Tubman.
“Selendang itu pemberian Ratu Inggeris Victoria, yang mengundangnya untuk menghadiri peringatan 60 tahun tahtanya, tetapi ditolaknya. Selendang itu diberikan kepada Tubman sebagai pengakuan atas dirinya dan jasanya,” papar Moresi.
Belenggu-belenggu budak menyajikan bayangan mengerikan tentang perbudakan nyata. Bunch mengatakan bagian-bagian sejarah yang menyakitkan itu juga harus dibeberkan.
“Kami berharap bisa memaparkan cerita yang di satu sisi bisa membuat kita marah atas apa yang dialami orang- orang itu, tetapi di sisi lain bisa mengilhami kita tentang kemampuan Amerika memperbaiki diri, memperbaiki yang salah,” ujar Bunch.
Peran warga Amerika keturunan Afrika dalam film dan musik juga akan dipamerkan.
Kurator Dwan Reece menemukan benda-benda mendiang Lena Horne Horne, penyanyi dan artis kulit hitam pertama yang menandatangani kontrak dengan sebuah studio besar Hollywood.
Puteri Horne menyumbangkan gaun-gaunnya yang pernah dikenakan untuk pertunjukan-pertunjukannya. Reece mengatakan seni telah memberi peluang untuk keluar dari penindasan bagi banyak warga Amerika.
Reece menuturkan, “Khususnya seni, dunia hiburan, dan olah raga, semuanya itu menjadi jalan untuk keluar dari kemiskinan atau kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, dan mencuatkan nama mereka di dunia.”
Museum ini akan memberi pengunjung sajian dari momen-momen penting sejarah kelompok warga Amerika keturunan Afrika.