Sri Lanka telah kehabisan bahan bakar, menurut sebuah laporan Senin (27/6) di surat kabar Daily Mirror negara itu.
Sekitar 1.100 ton bensin dan 7.500 ton solar yang dimiliki negara itu tidak akan bertahan sehari, lapor surat kabar itu, mengutip sumber-sumber anonim di Ceylon Petroleum Corporation Trade Union. Pada hari Minggu, Reuters melaporkan dengan mengutip seorang pejabat tinggi pemerintah, bahwa negara berpenduduk 22 juta orang itu hanya memiliki 15.000 ton bensin dan solar untuk menjaga layanan-layanan penting tetap berjalan dalam beberapa hari mendatang.
Tanpa pengiriman bahan bakar, surat kabar itu mengatakan, Sri Lanka “akan terhenti total mulai minggu ini, karena bahkan transportasi umum akan terhenti.”Krisis energi negara ini diperparah oleh krisis keuangan.
The Daily Mirror melaporkan Sri Lanka telah “masuk daftar hitam perusahaan-perusahaan internasional karena telah gagal membayar utangnya dan perusahaan-perusahaan itu sekarang memerlukan jaminan bank internasional untuk pesanan baru.”
Namun, Sri Lanka mengirim dua menteri ke Rusia, menurut kantor berita Associated Press, untuk melakukan negosiasi langsung mendapatkan bahan bakar yang sangat dibutuhkan. [lt/ab]