Sri Lanka mengumumkan Selasa (23/4) sebagai hari berkabung nasional sementara negara itu mencoba menerima serangan bom yang menewaskan hampir 300 orang pada akhir pekan.
Orang-orang di Ibu Kota Kolombo tetap gelisah, dipenuhi kecemasan dan khawatir akan ledakan lebih lanjut.
Senin (22/4), para pejalan kaki berlindung ketika tentara meledakkan kendaraan yang dicurigai milik seorang tersangka.
Pastor Prasad Harshan, seorang pendeta setempat, mengatakan semua orang takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pernyataan presiden yang dikeluarkan pada Senin (22/4) mengatakan "kelompok internasional" berada di balik serangan itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Ranjan Ramanayake, seorang menteri pemerintah, mengatakan militan Islam kemungkinan bertanggung jawab, meskipun ia tidak memberikan bukti. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Para pemimpin dunia telah menjanjikan dukungan bagi Sri Lanka dan penyelidikan atas kekejaman ini. [my]